EcoPro Korsel Mau Ekspansi Bisnis di RI, Ajukan Pendanaan ke Danantara


Salah satu perusahaan katoda asal Korea Selatan, EcoPro meminta suntikan pendanaan dari PT Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk memperluas bisnis dan investasinya di Indonesia.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa EcoPro telah mengajukan proposal bantuan pendanaan kepada Danantara.
"Ada perusahaan yang minta kami bantu buka akses ke Danantara, supaya Danantara bisa ikut berinvestasi. Ini juga terkait dengan hilirisasi, karena perusahaannya bergerak di bidang nikel," kata Agus di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (29/4).
Agus menjelaskan bahwa investasi EcoPro kali ini akan berfokus pada pengolahan bahan baku nikel hingga ke tahap produksi katoda. "Dia mau ke katoda, EcoPro membutuhkan investasi dan mereka mau mengajak Danantara," ujarnya.
EcoPro adalah perusahaan asal Korsel yang bergerak di bidang material baterai, khususnya memproduksi bahan prekursor dan katoda untuk baterai lithium-ion. Produk-produk ini digunakan dalam kendaraan listrik, penyimpanan energi, dan perangkat elektronik lainnya
Perusahaan Korsel Lirik Investasi di RI
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengungkapkan bahwa sejumlah pengusaha Korea Selatan berencana menambah investasi senilai US$ 1,7 miliar atau setara Rp30 triliun di Indonesia.
"Nilai ini menambah realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia yang sebelumnya tercatat sebesar US$ 15,4 miliar atau sekitar Rp269 triliun," ujar Airlangga, usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan 19 grup perusahaan Korsel di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/4).
Airlangga menyebut beberapa perusahaan besar terlibat dalam rencana tersebut, di antaranya Lotte Chemicals yang akan meresmikan pabrik petrokimia besar di Indonesia pada September atau Oktober mendatang.
Dia juga menyampaikan bahwa Prabowo telah memberikan persetujuan prinsip agar Indonesia, melalui BUMN Danantara, dapat berpartisipasi dalam proyek Lotte tersebut.
Selain itu, KB Financial Group yang mengelola Bank Bukopin juga melaporkan kondisi keuangan yang kini berbalik untung setelah empat tahun masa pemulihan.
Beberapa perusahaan lain juga menunjukkan perkembangan positif, seperti Hyundai Motor, POSCO yang bekerja sama dengan Krakatau Steel, serta EcoPro yang berinvestasi di Morowali untuk membuat katoda dan membangun smelter nikel.