BI Prediksi Ekspansi Industri Manufaktur Meningkat pada Kuartal I 2020
Bank Indonesia (BI) memperkirakan, ekspansi industri manufaktur meningkat pada kuartal I 2020. Hal tersebut tercermin dari Promp Manufacturing Index (PMI BI) yang diprediksi meningkat menjadi 52,73% pada awal tahun ini.
"Ekspansi kegiatan usaha diperkirakan terjadi pada sebagian besar subsektor, dengan ekspansi tertinggi pada industri semen dan barang galian non-logam," demikian dikutip dari siaran pers BI, Selasa (14/1).
PMI pada subsektor semen dan barang galian non-logam diproyeksi naik dari 57,43% menjadi 56,85%. Ekspansi pada subsektor ini didorong oleh peningkatan volume produksi dan spesanan barang input, serta persediaan barang jadi dan tenaga kerja.
Selanjutnya, PMI industri barang kayu dan hasil hutan lainnya diperkirakan meningkat dari 50,36% menjadi 53,79%. Peningkatan ini didorong oleh ekspansi yang terjadi di seluruh komponen subsektor ini.
(Baca: Sektor Manufaktur AS Anjlok akibat Perang Dagang, Terdalam Sejak 2009)
PMI industri makanan, minuman dan tembakau naik dari 52,47% menjadi 53,03%. Ekspansi industri ini didorong oleh volume produksi, persediaan dan tenaga kerja. Hal ini sejalan dengan upaya produsen memenuhi peningkatan permintaan saat Ramadan dan Idul Fitri.
Kemudian, PMI industri pupuk, kimia dan barang dari karet naik dari 51,48% menjadi 52,92%. Begitu juga dengan PMI industri tekstil, barang kulit dan alas kaki meningkat dari 49,71% menjadi 52,09%.
Lalu, industri logam dasar besi dan baja naik dari 59,53% menjadi 51,97%. PMI industri kertas dan barang cetakan juga meningkat menjadi 50,53%.
(Baca: BI Perkirakan Neraca Dagang Desember 2019 akan Surplus)
Meski begitu, PMI subsektor alat angkut, mesin dan peralatannya diperkirakan menurun dari 47,1% di triwulan IV 2019 menjadi 45,13%.
BI mencatat, kinerja industri manufaktur pada kuartal IV 2019 masih berada pada fase ekspansi. Meskipun, kinerjanya melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Hal itu tercermin dari PMI BI 51,50% pada triwulan IV 2019, lebih rendah dari kuartal sebelumnya 52,04%. Ekspansi kinerja industri pengolahan terjadi pada sebagian besar subsektor. Ekspansi tertinggi pada industri semen dan barang galian non-logam yang didorong oleh ekspansi volume produksi dan pesanan barang input.
(Baca: Menakar Angin Segar Sektor-sektor Primadona di Bursa Saham)