WHO Imbau Tak Pakai Uang Tunai, DANA, Gopay & LinkAja Panen Transaksi?

Image title
7 Maret 2020, 07:44
WHO Imbau Tak Pakai Uang Tunai, Begini Dampak Corona ke DANA dan LinkAja
Katadata/Desy Setyowati
Ilustrasi, salah satu merek minuman menyediakan layanan pembayaran mulai dari GoPay, OVO, DANA hingga LinkAja.

WHO mengimbau masyarakat untuk tak menggunakan uang kertas guna meminimalkan penyebaran virus corona. Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran DANA pun mencatat ada peningkatan, pasca-pengumuman dua warga Depok positif covid-19. Sedangkan LinkAja menilai tidak ada perubahan.

Chief Communications Officer (CCO) DANA Chrisma Albandjar mengatakan, transaksi sempat turun saat pengumuman dua warga terinfeksi virus corona, Senin (2/3) lalu. Namun, setelahnya DANA mencatat kenaikan transaksi yang signifikan.

“Tagihan dan pulsa menyumbang signifikan terhadap lebih dari 11% kenaikan transaksi DANA,” kata Chrisma kepada Katadata.co.id, Jumat (6/3) malam. Saat ini, DANA menggaet lebih dari 35 juta pengguna di Indonesia.

Ia tidak secara gamblang menyebutkan bahwa peningkatan itu terjadi akibat kekhawatiran terkait virus corona. “Pengguna DANA dapat bertransaksi secara Direct dan RealTime di mana dan kapan saja, sehingga tidak harus meninggalkan rumah,” katanya.

(Baca: Cegah Penyebaran Virus Corona, WHO Imbau Tak Pakai Uang Kertas)

Sedangkan Head of Brand and Marketing Communication Group LinkAja  Ignatius Untung menyampaikan, tidak ada anomali baik peningkatan maupun penurunan transaksi. “Sepertinya kecil kemungkinan akan adanya dampak terhadap transaksi. Toh tidak ada alasan orang lebih banyak atau mengurangi transaksi akibat corona,” katanya.

Namun, SVP Marketing GoPay Timothius Martin memperkirakan transaksinya bakal meningkat terutama layanan kesehatan. “Layanan kesehatan yang ada di aplikasi Gojek, Halodoc dan beberapa mitra kami lainnya kemungkinan ada peningkatan (transaksi),” ujar Timothius di Jakarta, Kamis (5/3).

Katadata.co.id juga sudah menghubungi OVO terkait dampak wabah virus corona terhadap transaksi. Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan.

(Baca: Gojek Akui 2 Mitra Driver Ojol dalam Pengawasan Terkait Virus Corona)

Dikutip dari The Telegraph, covid-19 kemungkinan dapat menempel di permukaan uang kertas selama beberapa hari. Belum ada penelitian terkait hal itu.

Namun, Bank of England juga mengakui bahwa uang tunai dapat membawa bakteri atau virus. Karena itu, WHO mengimbau konsumen mencuci tangan setelah menyentuh uang kertas.

Pertengahan bulan lalu, bank sentral Tiongkok menghancurkan uang tunai yang berpotensi terinfeksi virus corona. Uang kertas yang dihancurkan utamanya yang berasal dari daerah berisiko tinggi terinfeksi covid-19 seperti Wuhan, rumah sakit dan pasar.

(Baca: LIPI Ungkap Potensi Corona Menyebar Lewat Ponsel & Paket E-Commerce)

Semua bank di Tiongkok pun diminta membersihkan uang tunai dengan disinfektan, sinar ultraviolet dan ditempatkan di ruangan yang suhunya tinggi. Lalu, uang tersebut wajib disimpan selama tujuh hingga 14 hari sebelum dilepas ke konsumen.

Dikutip dari CNN Internasional, covid-19 memang tidak bisa menular melalui benda mati. Namun, penderita dapat menularkan virus corona melalui cairan seperti droplet atau partikel kecil dari mulut maupun keringat ketika memegang benda mati.

Menurut studi di New York pada 2017, pada uang kertas ditemukan DNA hewan peliharan, jejak obat-obatan, bakteri hingga virus. Meski begitu, bukan berarti uang tunai berbahaya bagi kesehatan.

(Baca: Corona Mewabah, GoPay: Transaksi Layanan Kesehatan Berpeluang Naik)

Reporter: Cindy Mutia Annur
Video Pilihan
Loading...

Artikel Terkait