Ke Vietnam, Jokowi Akan Bicarakan Hambatan Ekspor Otomotif

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Ameidyo Daud
7/9/2018, 16.42 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meninggalkan tanah air untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan dan Vietnam pada 9 September 2018. Kunjungan ini akan membahas beberapa hal terkait hubungan ekonomi Indonesia dengan dua negara tersebut.

Tanggal 9 September Presiden akan bertolak ke Seoul, Korsel terlebih dahulu. Setelahnya pada tanggal 12 September Jokowi akan terbang menuju Hanoi, Vietnam. Di Korsel Jokowi akan menggelar pertemuan dengan Presiden Moon Jae In, adapun di Hanoi Presiden akan datang ke World Economic Forum (WEF), Jokowi juga akan bertemu Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc.

Menteri Luar Negeri Retno P. Marsudi mengatakan dalam pertemuan dengan PM Vietnam, Jokowi akan membahas perekonomian dan perdagangan kedua negara. Salah satunya adalah ekspor otomotif Indonesia yang sempat terhambat aturan negara tersebut.

(Baca: Ekspor Mobil Terhambat Aturan, Jokowi Lobi Perdana Menteri Vietnam)

Ada dua aturan yang membebani eksportir otomotif menjual produknya ke Vietnam, yakni Prime Minister Decree No. 116/2017 dan Circular No 03/2018. Dengan dasar kedua aturan tersebut, kendaraan dari negara lain harus mendapatkan persetujuan vehicle type approval (VTA) oleh instansi berwenang negara tersebut.

Akibatnya, industri otomotif Indonesia pun menahan ekspor. "Presiden ingin membicarakan dengan PM Nguyen Xuan Phuc soal ekspor otomotif Indonesia ke Vietnam," kata dia.

Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta juga akan memastikan investor Indonesia di sana mendapat perhatian dari pemerintah Vietnam, termasuk penguatan investasi di negara tersebut. Apalagi, kata Retno, sudah ada beberapa investor Indonesia yang berkegiatan di negara tersebut.

"Termasuk penguatan investasi yang ada di Vietnam," ujarnya. (Baca: Cerita Nadiem Makarim Jajal Layanan Go-Jek di Vietnam)

Sedangkan untuk kunjungan ke Korsel, hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan hubungan dagang dua negara di tengah ketidakpastian global. Retno mengatakan perdagangan Indonesia dengan Negeri Ginseng tersebut mengalami pertumbuhan 12 persen pada tahun 2017 lalu.

Dengan Moon Jae In, Jokowi akan membahas dukungan terhadap perdamaian Korsel - Korea Utara. Apalagi tanggal 18 September mendatang akan ada Konferensi Tingkat Tinggi Inter Korea yang digelar di Pyongyang. Presiden menggunakan ini untuk mempertebal dukungan Indonesia bagi perdamaian dua negara Korea.

Sedangkan Jokowi menyebut kedatangannya ke Korsel juga terkait mempererat hubungan generasi muda kedua negara. Tidak lupa investasi di bidang industri juga akan menjadi pembahasan dengan Moon. "Oleh sebab itu saya minta kunjungan ini dipersiapkan dengan baik," ujarnya.

(Baca juga: Bahas Investasi Hyundai, Presiden Akan Bertolak ke Korea Selatan)