KATADATA ? Karen Agustiawan, Direktur Utama Pertamina disebut-sebut sebagai wanita pertama yang berhasil membawa Pertamina ke puncak prestasi. Banyak yang menyayangkan pengunduran diri Karen. Mereka beralasan independensi dan integritas Karen masih sulit dicari tandingannya.
Tak bisa dipungkiri, selama enam tahun memimpin, ia dianggap berhasil membawa Pertamina ke peringkat 122 perusahaan kelas internasional versi Fortune Global. Karen juga didaulat sebagai CEO ke-6 dari 50 perempuan paling berpengaruh di dunia pada 2012 di majalah yang sama.
Selama menjabat, Karen berhasil mendongkrak aset Pertamina dua kali lipat menjadi Rp 616 triliun pada 2013. Laba perusahaan juga naik dua kali lipat menjadi Rp 37,5 triliun pada 2013. Penjualan juga naik rata-rata 15 persen per tahun.
Namun demikian, perjalanan Karen di Pertamina juga diwarnai kegagalan. Target produksi minyak dan gas Pertamina kerap tidak memenuhi target yang ditetapkan dalam APBN dan work plan & budget. Rapor merah lainnya adalah lonjakan kewajiban yang terlalu membebani perusahaan migas terbesar di Indonesia tersebut.
Meninggalkan posisi puncak Pertamina, Karen juga dianggap mewariskan pekerjaaan rumah besar kepada manajemen berikutnya. Warisan tersebut misalnya soal kebocoran distribusi bahan bakar minyak bersubsidi dan kerugian bisnis penjualan gas elpiji tabung 12 kilogram.