KATADATA ? Harga minyak mentah dunia terus mengalami penurunan dari USD 107 per barel pada Juni menjadi USD 80 per barel pada awal November 2014. Namun, pemerintah tetap bertekad akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

?Harga BBM akan naik pada November ini,? ujar Wakil Presiden, Jusuf Kalla. Kapan persisnya, menurut sumber Katadata, akan dilakukan setelah Presiden memastikan bahwa persoalan dana pengalihan subsidi sudah siap sebelum kenaikan BBM diumumkan.

Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan karena melemahnya perekonomian Jepang dan peningkatan stok minyak mentah komersial di Negara ? Negara OECD. (Baca : Harga Minyak Mentah Indonesia Kembali Turun)

Kendati menurun, namun rata-rata harga minyak mentah Indonesia sepanjang 2014 masih tergolong tinggi. Bahkan, harga minyak mentah selama 2014 masih lebih mahal daripada indeks harga minyak mentah dunia. Sepanjang tahun ini, rata ? rata harga minyak Indonesia berada di USD 104, sedangkan minyak dunia hanya USD 96.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah bertahan dalam posisi lemah di level 12.000 per USD akibat defisit migas yang semakin membesar karena dipicu oleh defisit perdagangan migas. Sampai September 2014, Indonesia mengalami defisit mencapai USD 1,7 miliar. Penyebab utama defisit neraca perdagangan Indonesia ini adalah neraca perdagangan migas yang mencetak defisit sebesar USD 9,6 miliar.

Rencana kenaikan BBM juga dilakukan untuk mengurangi tekanan terhadap APBN dan menahan laju defisit neraca perdagangan. Keuntungan lainnya, pemerintah bisa mengalihkan subsidi BBM yang selama ini tidak tepat sasaran kepada sektor ? sektor yang membantu pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, termasuk percepatan pembangunan infrastruktur.

Reporter: Muhammad Kahfi