KATADATA ? Dengan aset sekitar Rp 600 triliun, Pertamina menjadi badan usaha milik negara yang diharapkan bisa menyumbang lebih banyak deviden dan pajak untuk APBN. Di sisi lain, Pertamina juga dituntut menjadi penopang ketersediaan bahan bakar di Tanah Air dan memastikan subsidi BBM tepat sasaran.
Peran dan kekayaan Pertamina membuat pergantian direksi di perusahaan pelat merah ini mendapat perhatian besar publik. Apalagi di tengah menurunnya produksi minyak nasional dan dugaan kuat adanya permainan mafia dalam hal impor dan penentuan harga BBM bersubsidi.
Pekan lalu, pemerintah menunjuk Dwi Soetjipto sebagai direktur utama Pertamina. Dwi ditunjuk karena dianggap sukses ketika menjabat Direktur PT. Semen Indonesia. Toh, tak sedikit yang meragukan kemampuan Dwi untuk membereskan segala permasalahan di Pertamina.
Tak banyak berkomentar ihwal pihak meragukannya, Dwi bertekad membawa Pertamina masuk kelompok 50 besar Fortune Global 500, dari peringkat 123 tahun ini. Untuk mencapai target itu, Dwi melancarkan tiga program kerja utama, yaitu meningkatkan nilai tambah perusahaan, efisiensi produksi, dan transparansi.
Reporter: Adek Media Roza