Dana Abadi, Solusi Pembangunan Berkelanjutan

Penulis: Arsip - Tim Publikasi Katadata
28/8/2017, 09.00 WIB

Ketergantungan sejumlah daerah terhadap penerimaan yang berasal dari sumber daya alam (SDA) dalam APBD-nya masih tinggi. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan karena besaran penerimaan SDA tidak menentu. Akibatnya berdampak pada keberlanjutan pembangunan di daerah.

(Infografik: Perizinan, Prioritas Pembenahan Tambang)

Buktinya, ketika harga komoditas jatuh maka anggaran yang diterima daerah ikut turun. Pemerintah daerah (pemda) pun kesulitan mengalokasikan anggaran untuk membiayai program-program utamanya. Untuk itu, pemda perlu mengurangi ketergantungannya pada pendapatan yang berasal dari SDA.

Daerah-daerah yang memiliki kekayaan SDA, seperti minyak, gas, serta hasil tambang lainnya sudah harus menyiapkan dana abadi sebagai alternatif anggaran. Dana abadi ini berasal dari surplus penerimaan SDA yang disisihkan dan dikelola secara khusus untuk investasi jangka panjang. Dengan dana abadi, daerah-daerah bisa melepaskan dari ketergantungan pada SDA.

 (Infografik: Tata Kelola Sumber Daya Indonesia Memuaskan, Tapi Perlu Perbaikan)

Hal ini sebetulnya sudah lazim dilakukan di sejumlah negara kaya SDA, seperti Norwegia, UEA, Kuwait, dan Arab Saudi. Selain berfungsi sebagai tabungan masa depan, dana abadi juga berfungsi sebagai instrumen stabilisasi fiskal jika sewaktu-waktu terjadi goncangan ekonomi. Di Indonesia, salah satu daerah yang tengah menyiapkan program dana abadi adalah Kabupaten Bojonegoro.