Defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal II 2018 tercatat sebesar US$ 8,02 miliar. Selain Indonesia, negara lain di Asia Tenggara yang mengalami defisit ialah Filipina. Sementara Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Singapura mencatatkan surplus.

(Baca : Bagaimana Neraca Perdagangan Negara-Negara ASEAN?)

Menurut laporan neraca pembayaran Bank Indonesia, ada tiga sektor dengan defisit transaksi terbesar. Pertama, pendapatan investasi yang mencatatkan defisit sebesar US$ 7,8 miliar. Kedua, sektor minyak dan gas bumi (migas) terutama minyak yang membukukan defisit sebesar US$ 4,4 miliar.

Adapun defisit transaksi jasa, khususnya pada sektor transportasi mencapai US$ 1,9 miliar. Defisit tersebut dipicu dari jasa pengiriman barang melalui armada pelayaran asing dan transportasi penumpang melalui maskapai penerbangan asing.

Menurut Asian Development Bank (ADB) neraca transaksi berjalan masih akan defisit karena jumlah investasi swasta yang dibiayai utang luar negeri terus meningkat. Meski demikian, ADB menilai rasio defisit transaksi berjalan masih tergorong normal lantaran digunakan untuk aktivitas investasi produktif.

(Baca : Ancaman Berkepanjangan dari Defisit Transaksi Berjalan)