Pemerintah Indonesia menyusun strategi pengembangan biodiesel untuk memenuhi target yang telah ditetapkan. Konversi pemanfaatan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi Bahan Bakar Nabati (BBN), meningkatkan produksi dan pemanfaatan BBN dan menyediakan lahan khusus untuk kebun energi.
Pada tahun 2015 dan 2016, biodiesel lebih banyak dimanfaatkan di sektor pembangkit listrik sebesar 25 dan 30 persen. Pada saat yang sama, di sektor usaha mikro, perikanan, pertanian, transportasi dan pelayanan umum (PSO), transportasi non-PSO, industri dan komersial hanya 15 dan 20 persen. Target pemanfaatan biodiesel di tahun 2020 dan 20205 untuk keempat sektor memiliki persentase yang sama, yaitu 30 persen.
Untuk memenuhi target tersebut, ada sederet proses rantai pasok biodiesel yang berfungsi. Mulai dari Tandan Buah Segar (TBS) yang dibawa dari perkebunan baik milik negara, swasta ataupun rakyat ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Khusus perkebunan rakyat, penjualan TBS melalui agen untuk sampai ke PKS. Kemudian TBS diolah menjadi CPO, diolah di kilang biodiesel, jadi komoditas biodiesel dan dipasarkan di dalam negeri.
Sumber: Kementerian ESDM