KATADATA - Konsep kebijakan kelautan Indonesia untuk mewujudkan visi Poros Maritim Dunia yang diusung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, ternyata menarik perhatian dunia internasional, termasuk para akademisi di Amerika Serikat (AS). Untuk mengetahui visi dan kebijakan itulah, Susi didaulat menjadi dosen tamu kehormatan di dua perguruan tinggi bergengsi di AS, Senin (7/3) lalu.
Pertama, perempuan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini memberikan kuliah umum di depan puluhan mahasiswa dan akademisi level doktor dan profesor di Harvard Kennedy School, Cambridge. Di sekolah tinggi yang menginduk ke Universitas Harvard dan fokus mengajarkan kebijakan publik ini, Susi menjelaskan tiga strategi pembangunan perikanan Indonesia, yaitu: sovereignty, sustainability, dan prosperity.
Intinya, Susi menyatakan Indonesia sebagai negara maritim selama ini tidak dapat memaksimalkan potensi tersebut. Penyebabnya adalah pembiaran aksi penangkapan ikan secara ilegal selama ini di perairan Indonesia. Untuk itu, Indonesia menegakkan kedaulatannya dengan menindak tegas aksi penangkapan ikan secara ilegal. Dengan begitu, kekayaan laut tersebut bisa mendatangkan kemakmuran bagi rakyat Indonesia.
Dalam kesempatan itu, ahli ekonomi Universitas Harvard, Gustav Papanek, sempat menanyakan efektivitas sektor perikanan dalam menyerap tenaga kerja dan peningkatan ekonomi Indonesia. Sebab, Papanek selama ini kerap membantu perumusan kebijakan ekonomi Indonesia.
Di hari yang sama, Susi juga memberikan kuliah umum di Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston. Di salah satu sekolah manajemen dan ekonomi bisnis terkemuka di dunia tersebut, Susi menguraikan berbagai kebijakan yang telah ditempuh oleh pemerintah Indonesia dalam memerangi praktik illegal fishing.
Foto-foto oleh: KJRI New York (AS)