Kasus Covid-19 Minim, Gorontalo jadi Andalan Ekonomi Wilayah Timur

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, cepatnya pemulihan di Gorontalo diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi karena faktor-faktor produksi tidak terlalu lama terganggu.
28/4/2020, 15.19 WIB

Pandemi virus corona menghantam perekonomian sejumlah daerah di Indonesia, termasuk wilayah Indonesia Timur.  Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berharap wilayah dengan kasus corona yang minim seperti Gorontalo dapat mendorong pemulihan ekonomi wilayah sekitarnya.

Melansir laman covid19.go.id, kasus positif Covid-19 di Provinsi Gorontalo tercatat 14 orang dengan 1 orang meninggal dan 13 orang dalam perawatan atau isolasi mandiri.

“Risiko penularan di Gorontalo sangat rendah sampai saat ini. Mudah-mudahan Gorontalo bisa memimpin Indonesia Timur dalam pemulihan ekonomi,” tulis Suharso dalam keterangan resminya, Jakarta, Selasa (28/4).

Suharso mengatakan, cepatnya pemulihan diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi karena faktor-faktor produksi tidak terlalu lama terganggu. Dengan demikian, roda perekonomian bisa segera berputar dengan kapasitas penuh.

Selain itu, ia juga berharap Gorontalo dapat melakukan transformasi sosial ekonomi yang didukung SDM yang berkualitas. Salah satunya, dengan menurunkan jumlah penduduk miskin di pedesaan.

(Baca: Corona Belum Reda, BI Ramal Tekanan Sistem Keuangan Bakal Meningkat)

Pada 2019, jumlah penduduk miskin Gorontalo di perkotaan mencapai 4,21%. Sementara di daerah pedesaan mencapai 23,79%. “Persentase penduduk miskin di Gorontalo sudah turun setiap tahunnya, sudah baik. Kalau bisa, diturunkan lebih tajam lagi,” ucap dia.

Transformasi ini, sambung Suharso juga perlu didukung dengan kualitas SDM yang terampil. Namun, usia harapan hidup dan rata-rata lama sekolah di provinsi ini masih cukup rendah.

Hingga 2018, hanya Kota Gorontalo yang telah memiliki angka harapan hidup dan rata-rata lama sekolah yang baik. Sedangkan  kabupaten lain tercatat masih rendah.

Untuk mempercepat pembangunan SDM, Suharso merekomendasikan Gorontalo bisa meningkatkan akses layanan pendidikan dan kesehatan. “Layanan kesehatan harus diisi dengan dokter dan sembilan jenis tenaga kesehatan harus dimiliki," katanya.

Suharso menambahkan, peran pemerintah daerah juga penting untuk memutus rantai penyebaran virus. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengoptimalkan APBD dan dana desa untuk memitigasi dampak Covid-19.

(Baca: Sri Mulyani Bidik Dana Bank Pembangunan Islam untuk Tangani Covid-19)

Tak hanya untuk bantuan sosial, dana ini juga dapat digunakan untuk stimulus padat karya di pedesaan. Di sisi lain, ekonomi lokal menurut ia perlu dijaga, terutama di sektor pangan untuk mengantisipasi prediksi kelangkaan pangan pasca pandemi Covid-19.

“Stimulus permodalan bagi sektor industri pangan perlu diberikan, terutama untuk peserta UMKM,” ucap dia.

Dengan potensi yang dimiliki saat ini, Bappenas optimistis ekonomi Gorontalo dapat bangkit. Ekonomi Gorontalo di 2021 ditargetkan dapat tumbuh pada rentang 5,6%-6,8%.

Pertumbuhan tersebut juga diiringi dengan penambahan lapangan kerja baru sehingga tingkat pengangguran terbuka dapat turun menjadi 5,7%. Dengan demikian, tingkat kemiskinan dapat ditekan menjadi 14,1%.

Selain itu, indeks pembangunan manusia di Gorontalo ditargetkan meningkat menjadi 69,79%-89,82% dan kesenjangan antar kelompok di kisaran 0,400-0,405.

Reporter: Agatha Olivia Victoria