Hipmi: Ditjen Pajak Menyusun Target yang Sulit Dicapai

Arief Kamaludin|KATADATA
Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Jakarta.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Sorta Tobing
5/4/2019, 03.00 WIB

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Tax Center Ajib Hamdani mengatakan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak menyusun target pajak 2019 yang sulit dicapai. Menurut dia, selama ini targetnya terus mengalami kenaikan setiap tahun. Namun, realisasinya tak pernah mencapai sasaran.

"Target awal tidak achieveable. Tahun ini naik 19% dari realisasi 2018 yang tidak tercapai targetnya," kata dia dalam diskusi Reformasi Pajak, Jakarta, Kamis (4/4). Penerimaan pajak 2018 hanya sebesar Rp 1.315,9 triliun atau 92,4% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kekurangannya (shortfall) mencapai Rp 108,1 triliun.

Tahun ini penerimaan pajak ditargetkan sebesar Rp 1.577,57 triliun. Sejak 2009, penerimaan pajak tidak pernah mencapai target hingga 100%. Padahal, penerimaan APBN sebesar 72,8% porsinya ditopang dari pajak.

(Baca: Pertumbuhan Penerimaan Pajak Turun, Ada Potensi Tak Capai Target 2019)

Ajib pun menilai, Ditjen Pajak seharusnya dapat membuat prediksi yang lebih baik. Ia memperkirakan dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% dan inflasi pada rentang 2,5%-3,5%, target pajak seharusnya hanya naik 8% dari realisasi tahun lalu.

Dengan angka tersebut Ditjen Pajak jadi tidak perlu melakukan intensifikasi penerimaannya dalam tiga bulan terakhir sebelum tutup tahun. Menurut Ajib, intensifikasi justru membuat tingkat kepatuhan wajib pajak rendah. Hal ini merupakan sifat alami wajib pajak yang memilih tidak melaporkan pajak.

"Misalnya wajib pajak punya usaha e-commerce omzet Rp 10 juta, mereka tidak bayar pajak karena pura-pura tidak tau. Itu alamiah," ujarnya.

(Baca: Potensi Penerimaan Negara Besar, Youtuber Diminta Patuh Bayar Pajak)

Sri Mulyani optimistis target pajak tercapai

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pajak Robert Pakpahan sempat mengatakan keterbukaan data keuangan dalam program Automatic Exchange of Information (AEoI) menjadi andalan untuk bisa mencapai target penerimaan pajak tahun ini.

Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan Ditjen Pajak akan mengumpulkan pajak secara hati-hati sehingga tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. "Kami tidak mau membuat suasana ekonomi mengalami tekanan," ujar dia.

(Baca: Sri Mulyani Paparkan Pemanfaatan Pajak Rp 5.000 Triliun di Era Jokowi)

Karena itu, Ditjen Pajak akan menjaga tata kelola pengumpulan pajak. Data yang telah diterima akan digunakan secara baik dan akurat. Di sisi lain, pemerintah memberikan insentif pajak yang cukup banyak guna mendorong kinerja dunia usaha.

Sri Mulyani pun optimistis dengan target pajak tahun ini. "Bekal 2019 sangat baik, namun kami harus perlu kehati-hatian," katanya.

Reporter: Rizky Alika