Daya Saing RI Turun, Luhut Sebut Akibat Ketidakpastian Ekonomi Global

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Peringkat daya saing Indonesia turun berdasarkan penilaian dari Bank Dunia. Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menilai hal itu karena tekanan ekonomi global.
Penulis: Rizky Alika
11/10/2019, 15.46 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan turunnya peringkat daya saing Indonesia merupakan dampak dari kondisi global. Menurutnya, saat ini kondisi ekonomi global sedang menghadapi ketidakpastian yang tinggi.

"Saya bicara di IMF (International Monetary Fund) dan Bloomberg forum menyatakan ketidakpastian ekonomi luar biasa," kata dia di kantornya, Jakarta, Jumat (11/10). Menurutnya, gejolak global tersebut terjadi akibat adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan Uni Eropa.

Luhut pun mengatakan, Indonesia harus proaktif dalam menarik investasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengunjungi investor yang menyatakan minat untuk menanamkan dananya di Indonesia.

Meski begitu, Luhut meyakini Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mampu meningkatkan daya tarik investasi ke dalam negeri. Dengan demikian, peringkat daya saing dapat meningkat.

(Baca: Peringkat Daya Saing Indonesia Turun, Makin Tertinggal dari Malaysia)

Sebagaimana diketahui, Peringkat daya saing Indonesia dalam laporan Global Competitiveness Index (GCI) 2019 yang baru dirilis World Economic Forum (WEF), turun ke posisi 50 dari posisi 45 pada tahun lalu. Tak hanya penurunan peringkat, skor daya saing Indonesia juga turun meski tipis 0,3 poin ke posisi 64,6.

Berdasarkan daftar tersebut, Indonesia makin tertinggal jauh dari Singapura yang menempati posisi pertama. Demikian pula dari Malaysia dan Thailand yang sebenarnya juga turun masing-masing dua peringkat tetapi mash diposisi 27 dan 40.

Berbeda dengan Indonesia yang mengalami penurunan skor daya saing, skor kedua negara masih mengalami peningkatan meski turun peringkat.

Meski masing tertinggal dari Indonesia, Vietnam mengalami kenaikan peringkat daya saing hingga 10 peringkat ke posisi 60. Salah satu yang tertinggi dari 141 negara yang diperingkat.

(Baca: Bank Dunia Pangkas Lagi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia)

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan peringkat daya saing Indonesia turun yang dibarengi dengan turunnya skor indeks daya saing global atau Global Competitiveness Index/GCI) dari 64,9 menjadi 64,6 antara lain tingkat adopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), kesehatan, pasar produk, serta keterampilan dan pasar tenaga kerja. 

Komponen pembentuk GCI selengkapnya bisa dilihat dalam databoks berikut ini:

Reporter: Rizky Alika