BI Yakin Neraca Pembayaran Surplus Tahun Ini

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan pada tahun ini akan berada pada kisaran 2,5% hingga 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
24/10/2019, 16.04 WIB

Bank Indonesia (BI) meyakini neraca pembayaran pada sepanjang tahun ini akan mencatatkan surplus. Bank sentral pun memproyeksi neraca pembayaran akan membaik pada kuartal III 2019, dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencatatkan defisit mencapai US$ 2 miliar.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) pada tahun ini diperkirakan berada pada kisaran 2,5%-3% terhadap Produk Domesti Bruto (PDB). Namun, BI meyakini transaksi modal dan finansial akan mencatatkan surplus yang cukup besar sehingga mampu menutup CAD.

"Dari sisi keseluruhan, kami meyakini neraca pembayaran akan mengalami surplus karena surplus neraca finansial dan modal bisa mencukupi defisit transaksi berjalan," ujar Perry di Jakarta, Kamis (24/10).

(Baca: Ekonomi Lesu, BI Pangkas Lagi Bunga Acuan 0,25%)

Adapun neraca pembayaran pada kuartal III, menurut Perry, diprakirakan membaik sehingga mampu menopang ketahanan eksternal. Prakiraan ini didukung oleh surplus transaksi modal dan finansial, serta defisit transaksi berjalan yang terkendali.

Arus masuk investasi portofolio pada kuartal III, menurut dia, mencapai US$ 4,8 miliar. Sementara itu, defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap terkendali dipengaruhi oleh impor yang menurun sejalan dengan kebutuhan domestik dan sebagai dampak positif kebijakan pengendalian impor, misalnya program B20.

(Baca: Investor Minta Tim Ekonomi Kabinet Baru Tuntaskan Pengangguran dan CAD)

Sementara itu, BI mencatat nilai tukar rupiah menguat sejalan neraca pembayaran yang membaik. Pada Oktober 2019, Rupiah mencatatkan penguatan 1,18% dibandingkan dengan level akhir September 2019. Dengan perkembangan tersebut rupiah sejak awal tahun sampai dengan 23 Oktober 2019 tercatat menguat 2,50%.

 "Posisi cadangan devisa Indonesia juga tetap kuat, pada akhir September 2019 tercatat US$ 124,3 miliar," jelas dia.

Adapun posisi cadangan devisa Indonesia hingga akhir tahun lalu menempati posisi ketiga di ASEAN, setelah Singapura dan Thailand seperti tergambar dalam databooks di bawah ini.