Mewabahnya virus corona di dunia diyakini bakal berdampak terhadap perekonomian global. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan virus corona menambah ketidakpastian global yang saat ini sudah dibayangi oleh disrupsi manufaktur global dan tensi geopolitik.
"Corona ini meningkatkan ketidakpastian. Pemerintah akan terus mengamati perkembangannya," ujarnya di Jakarta, Selasa (28/1). Dia juga mengatakan bahwa virus corona akan berdampak terhadap pariwisata regional dan global, terutama pariwisata Tiongkok.
Meski begitu, berdasarkan hasil pertemuan World Economic Forum (WEF) 2020 di Davos, Swiss, sepakat bahwa seluruh negara telah menunjukkan sinyal positif pada perekonomiannya sehingga menyuntikkan optimisme global. Meskipun Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,4% menjadi 3,3% pada tahun ini.
Sebagaimana diketahui, otoritas kesehatan Tiongkok menyatakan pada Selasa (28/1) jumlah korban meninggal akibat virus corona telah meningkat menjadi 106 orang dan menginfeksi 4.515 orang. Adapun dari jumlah kasus yang dikonfirmasi, sekitar 60 orang telah dipulangkan.
(Baca: Jepang Ingatkan Risiko Ekonomi Negaranya Akibat Virus Corona )
Dikutip dari CNBC International, mayoritas kasus yang dilaporkan berada di daratan Tiogkok. Pemerintah setempat telah mengkarantina beberapa kota besar dan membatalkan acara Tahun Baru Imlek di Beijing dan beberapa tempat lain.
Guna mencegah penyebaran virus corona ke wilayah lain, pemerintah Tiongkok sebelumnya telah menutup akses dari dan ke kota Wuhan. Otoritas setempat mengatakan seluruh layanan transportasi publik seperti kereta, bus, dan kapal feri telah dihentikan.
Begitu pula penerbangan domestik dan internasional telah disetop pukul 10.00 waktu setempat pada 23 Januari lalu. Tak hanya itu otoritas setempat juga menutup akses jalan tol dari dan menuju ibu kota Provinsi Hubei.
Dampaknya pada perekonomian pun langsung terlihat pada arus penumpang. Wakil Menteri Transportasi Tiongkok Liu Xiaoming menjelaskan arus perjalanan pada hari pertama Tahun Baru Imlek, Sabtu (25/1), turun 28,8% dibandingkan libur Imlek tahun lalu, kemudian perjalanan udara turun 41,6%, kereta api turun 41,5%, dan transportasi jalan turun 25%.
(Baca: Sri Mulyani Sebut Virus Corona Berpotensi Ganggu Perekonomian Global)
Kementerian Keuangan Tiongkok sebelumnya menyatakan telah mengeluarkan dana hingga 11,2 miliar yuan atau sekitar Rp 22 triliun untuk subsidi biaya perawatan medis, pembelian peralatan, dan upaya pengendalian epidemi tersebut.
Sementara itu indeks Shanghai Composite anjlok hingga 4,46% sejak penyebaran virus ini meluas ke sejumlah negara lainnya dan jumlah korban yang meninggal bertambah. Pada hari terakhir perdagangan sebelum libur tahun baru Imlek, Kamis (23/1), indeks ini anjlok hingga 2,75%.
Sedangkan indeks harga saham gabungan (IHSG) turun hingga 1,78%. Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee juga menilai bahwa pasar modal secara global, terutama Asia tertekan akibat kekawatiran penyebaran virus tersebut. Akibatnya, pasar modal dalam negeri juga dapat terimbas dalam sepekan ini.
(Baca: Virus Corona Bikin Investor Waswas, IHSG Anjlok 1,78%)