Modal Asing Keluar Rp 30 T dari RI, Rupiah Paling Lemah di Asia

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Warga menukarkan mata uang dolar AS di sebuah gerai money changer, Jakarta, Jumat (28/2/2020).
28/2/2020, 17.24 WIB

Nilai tukar rupiah pada perdagangan spot Jumat (28/2) sore melemah 2,09% ke level Rp 14.317 per dolar AS. Derasnya aliran modal asing yang keluar dari RI hingga Rp 30 triliun dalam sebulan terakhir akibat wabah corona, membuat rupiah tertekan.

Di antara mata uang negara Asia lainnya, rupiah melemah paling dalam terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, dolar Hong Kong turun 0,01%, peso Filipina 0,28%, rupee India 0,8%, dan ringgit Malaysia 0,09%.

Beberapa mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS yakni yen Jepang naik 0,86%, dolar Singapura 0,08%, dolar Taiwan 0,3%, won Korea Selatan 0,2%, yuan Tiongkok 0,29%, dan baht Thailand 0,22%.

(Baca: BI Catat Modal Asing Lari dari RI Rp 30 T Selama Mewabahnya Corona)

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR yang dipublikasikan di situs Bank Indonesia menunjukkan bahwa rupiah jeblok 216 poin ke level Rp 14.234 per dolar AS dibanding level kemarin.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menilai, pasar dalam negeri kembali tertekan akibat meluasnya wabah virus corona. "Salah satunya adalah keluarnya modal asing dibulan Februari sampai kemarin sebesar Rp 30,8 triliun," kata Ibrahim kepada Katadata.co.id, Jumat (28/2).

Ibrahim menyebut BI kembali melakukan intervensi atas tertekannya pasar keuangan domestik. Tak hanya di pasar DNDF, tetapi di pasar spot, serta intervensi melalui pembelian Surat Berharga Negara untuk mengendalikan nilai tukar.

(Baca: IHSG Anjlok Lebih dari 4%, BEI: Efek Virus Corona, Seperti Bursa Lain)

Namun, intervensi yang cukup ketat dan ekstra waspada dari BI belum dapat membawa mata uang Garuda kembali digdaya. "Pelemahan mata uang garuda sore ini yang terburuk berdasarkan transaksi harian," ujarnya.

Ibrahim memperkirakan rupiah pada perdagangan Senin (2/3) masih akan tertekan. Mata uang Garuda menurut ia akan diperdagangkan di rentang Rp 14.170 - 14.350 per dolar AS pada pekan pertama Maret 2020 tersebut.

BI mencatat  terjadi aliran modal asing keluar atau nett outflow sebesar Rp 30,8 triliun dari pasar keuangan Indonesia sepanjang Februari, seiring dengan mewabahnya virus corona di dunia.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa pasar keuangan global memang sedang meradang saat ini. Investor global memiliki kecenderungan melepas investasi portofolio. Kejadian ini tak terjadi di Indonesia saja, namun di berbagai negara seperti Korea Selatan, Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Perry memerinci, total aliran modal asing keluar pada bulan ini terdiri dari outflow dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 26,2 triliun dan Rp 4,1 triliun dari pasar saham.

Dengan derasnya aliran modal asing yang keluar, Perry mengungkapkan bahwa nilai tukar rupiah serta harga saham bergerak turun belakangan ini. Sejak Januari hingga Februari, indeks  harga saham gabungan telah turun 12,12% menjadi 5.535,69. Sedangkan rupiah terdepresiasi sebesar 1,08%.

Walaupun melemah, dia menilai depresiasi mata uang Garuda relatif rendah jika dibandingkan mata uang Asia lainnya. Won,  misalnya, telah melemah hingga 5,07%, baht 6,42%, dolar Singapura 3,76%, dan ringgit 2,91% secara year to date.

(Baca: Corona Meluas di Dunia, Kurs Rupiah Melemah Cepat Tembus 14.100/US$)