Badan Pusat Statistik mencatat, inflasi Februari mencapai 0,28% secara bulanan, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,39%. Inflasi disumbang kenaikan harga pada sejumlah bahan pangan seperti bawang putih dan cabai merah, hingga rokok.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti menjelaskan inflasi secara tahun kalender mencapai 0,66%, sedangkan secara tahunan tercatat 2,98%. Inflasi terjadi di 90 kota indeks harga konsumen, sedangkan 17 kota IHK mengalami deflasi.
"Inflasi Februari sebenarnya relatif lebih stabil dibandingkan Januari, tetapi Februari 2019 itu terjadi deflasi 0,08%" ujar Deputi Bidang dalam Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Senin (2/3).
(Baca: Harga Pertamax Turun, Inflasi Februari Diramal Lebih Rendah)
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,95%. Lalu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,41% dan kesehatan sebesar 0,34%. Sedangka kelompok transportasi deflasi 0,37%.
"Bawang putih menyumbang inflasi dengan andil 0,09%, cabai merah 0,06%, daging ayam ras dan jeruk masing-masing 0,22%, " jelas dia.
(Baca: Harga Emas Dunia Melesat, Logam Mulia Antam Naik Rp 4.000 per Gram)
Selain itu, rokok kretek filter dan rokok putih, beras, minyak goreng, cabai rawit, bawang bombai, serta kentang juga turut menyumbang inflasi dengan andil masing-masing 0,01%.
Sementara berdasarkan komponennya, inflasi terutama disumbang harga yang bergejolak sebesar 1,27% dengan andil 0,21%. Inflasi inti tercatat sebesar 0,14% dengan andil 0,09%. Sedangkan komponen harga yang diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,11% dengan andil 0,02%.
Wabah virus corona sebelumnya diperkirakan dapat berdampak pada pergerakan inflasi di tahun ini. Tahun lalu, Indonesia berhasil mencatatkan inflasi terendah dalam 20 tahun terakhir, seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.