IMF: Bantuan Tunai dan Keringanan Pajak Bisa Redam Dampak Corona

ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Ilustrasi. IMF memberikan saran kepada pemerintah di berbagai negara untuk mendorong stimulus fiskal guna meredam dampak virus corona terhadap perekonomian.
Penulis: Agustiyanti
9/3/2020, 21.25 WIB

Dana Moneter Internasional menyarankan pemerintah di berbagai negara menyiapkan langkah-langkah stimulus fiskal, moneter, dan pasar keuangan untuk memerangi dampak ekonomi dari penyebaran virus corona yang berlangsung cepat. IMF merekomendasikan bantuan tunai langsung ke rumah tangga dan pelaku usaha.

Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath menjelaskan pemangkasan suku bunga hanya dapat mendorong aktivitas ekonomi jika bisnis dalam kondisi normal. "Rumah tangga dan pelaku usaha terpukul oleh gangguan suplai dan permintaan yang turun tajam. Ini membutuhkan stimulus bantuan dana tunai, subsidi upah, dan keringanan pajak," ujar Gopinath dikutip dari Reuters, Senin (9/2).

Stimulus-stimulus tersebut dibutuhkan untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dan pelaku usaha mempertahankan bisnis. Dia mencontohkan stimulus yang diberikan pemerintah Italia dengan memperpanjang batas waktu pembayaran pajak bagi perusahaan di daerah yang terkena dampak dan tambahan dana bagi pekerja yang di-PHK akibat karantina dan pembatasan perjalanan.

(Baca: Sri Mulyani Proyeksi Defisit APBN Tahun Ini Bengkak Efek Virus Corona)

Korea Selatan juga memperkenalkan subsidi upah untuk pedagang kecil dan meningkatkan tunjangan untuk perawatan rumah dan pencari kerja. Sementara Tiongkok, menghapuskan kewajiban kontribusi jaminan sosial dari pelaku usaha untuk sementara waktu.

"Bagi mereka yang diberhentikan, asuransi pengangguran dapat ditingkatkan untuk sementara dengan memperpanjang durasinya, meningkatkan tunjangan, atau memenuhi persyaratan," ujar Gopinath

Jika cuti sakit dan cuti keluarga tidak termasuk dalam tunjangan standar, menurut dia, pemerintah harus mempertimbangkan untuk mendanai itu agar pekerja yang tidak sehat atau pengasuh mereka bisa tinggal di rumah tanpa takut kehilangan pekerjaan selama epidemi.

(Baca: Banjir Stimulus di Tengah Ancaman Resesi Akibat Virus Corona)

Gopinath juga mengatakan bank sentral harus siap untuk memberikan likuiditas yang cukup kepada bank dan perusahaan pembiayaan nonbank. Ini berlaku terutama bagi mereka yang memberikan pinjaman kepada usaha kecil dan menengah, yang mungkin kurang siap untuk menahan gangguan yang tajam.

Stimulus moneter yang lebih luas, seperti penurunan suku bunga kebijakan, dan pembelian aset juga dapat meningkatkan kepercayaan dan mendukung pasar keuangan. Stimulus fiskal yang lebih luas juga dapat membantu.

"Stimulus fiskal dengan basis yang lebih luas juga dapat membantu mengangkat permintaan agregat tetapi kemungkinan besar akan lebih efektif ketika operasi bisnis mulai normal," katanya.