Imbauan pemerintah untuk menjaga jarak sosial dan membatasi kegiatan di luar rumah guna mencegah penyebaran virus corona berpengaruh terhadap perekonomian sebagian besar masyarakat. Ekonom Bank Dunia Vivi Alatas mengusulkan pemerintah untuk memberikan bantuan langsung tunai hingga menggratiskan iuran listrik bagi masyarakat paling terdampak pandemi tersebut.
"Mereka yang paling rentan terkena dampak karena tidak punya pilihan social distancing dan berkurangnya penghasilan dengan drastis," ujar Vivi dikutip dari akun Twitter-nya, Senin (23/3).
Ia menjelaskan, terdapat sejumlah langkah yang dapat dilakukan pemerintah. Pertama, memberikan bantuan langsung tunai. Indonesia sudah memiliki pengalaman melakukan ini dan bisa dilakukan dengan cepat.
Kedua, mendorong orang-orang yang belum terdaftar untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan. Ini dapat dilakukan dengan memberikan insentif potongan beberapa bulan sebesar iuran kalas 3. "Ini juga dapat menaikkan jumlah kepesertaan dan iuran yang terkumpul dari BPJS setelah badai ini sirna," ujar dia.
Ketiga, menambah bantuan pangan nontunai. Jumlah beras yang dapat diperoleh dapat ditambah. Selain itu, perlu ada penambahan bantuan lain seperti sabun hingga masker untuk kebutuhan darurat.
(Baca: Infomasi dan Layanan Aplikasi Kesehatan Kian Dicari Imbas Corona)
Keempat, menggratiskan listrik untuk peserta golongan 450 VA dan 900 VA selama beberapa bulan. Kelima, menaikkan pendapatan tidak kena pajak. Keenam, membebaskan sementara pajak UMKM selama beberapa bulan.
Para pengusaha juga dapat melakukan sejumlah langkah untuk membantu pemerintah membantu penanganan Covid-19. Pertama, bersama memproduksi kebutuhan sanitasi dan alat pelindung diri, serta menjual dengan harga wajar.
Kedua, memberikan kesempatan pada pegawainya untuk melakukan social distancing. Ketiga, memberikan gaji ketigabelas/keempat belas sekarang. "Jangan tunggu lebaran, jangan tunggu natal," terang dia.
Keempat, fokus pada inovasi apa yang bisa dilakukan untuk bisa meningkatkan kemampuan dan memenuhi apa yang paling dibutuhkan. Kelima, mengidentifikasi gap yang dimiliki dalam ketrampilan. "Saatnya mendorong karyawan untuk belajar meningkatkan ketrampilan lewat online learning," jelas dia.
Keenam, melakukan program tanggung jawab sosial atau corporat social responsibiility untuk menolong lebih banyak orang miskin dan rentan atau menolong pemerintah dalam memastikan kesiapan suplai.
(Baca: Pandemi Corona Meluas, Sritex Produksi 20 Ribu Masker Non-Medis)
Selain pemerintah dan pengusaha, masyarakat umum juga dapat membantu penanganan pandemi ini melalui sejumlah langkah. Pertama, memberikan sedekah dan zakat atau persepuluhan tanpa menunggu Ramadan atau Natal.
Kedua, membuat grup pada aplikasi pesan instan antar tetangga untuk saling memberikan semangat mengajak membantu yang lain. Ia menyarankan untuk mengumpulkan nomor telepon tukang sayur, tukang buah, tukang roti, tukang makanan untuk memberikan service delivery ke lingkungan masing-masing dan memberikan bayaran lebih. Ini dapat menjadi simbiosis mutualisme.
Ketiga, memberikan tips lebih besar untuk ojek online jika menggunakan layanannya. Keempat, menggunakan grup pada aplikasi pesan instan untuk mendata siapa yang patut diberi zakat atau sedekah di lingkungan sekitar rumah.
Kelima, bersama memastikan tak ada yang kelaparan di sekitar lingkungan rumah dengan sedekah beras dan sedekah sabun cuci tangan. Keenam, saling berbagi informasi yang benar.
Ketujuh, bersama memberikan perhatian dan hadiah, serta menyediakan kebutuhan untuk perawat dan tenaga medis yang berjuang di garda terdepan.