Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong Bank Rakyat Indonesia (BRI) bersinergi dengan Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM). Hal ini bertujuan meningkatkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Tidak mungkin KUR kami bebankan ke Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI), footprint-nya tidak kuat. Tapi BRI sendiri sudah mencapai jangkauan yang luar biasa," kata Menteri BUMN Erick Thohir di kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (26/2).
BRI, Pegadaian dan PMN diminta untuk membangun ekosistem dan bekerja sama mendorong penyaluran KUR ke UMKM. Namun, perusahaan diharapkan berfokus pada bisnis inti masing-masing.
(Baca: Berniat IPO, Pegadaian Masih Terus Mempercantik Diri)
Erick menargetkan, sinergi di antara ketiganya berjalan mulai Juni 2020. Ia optimistis, kolaborasi ini akan membuat BRI semakin besar.
Selain itu, sinergi menghilangkan tumpang tindah (overlapping) dalam menentukan kebijakan. Setiap perusahaan juga memiliki pasar yang lebih jelas. Selama ini, ketiga perusahaan menargetkan pasar yang sama.
(Baca: Pertumbuhan Laba 4 Bank BUMN Melambat)
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BRI Sunarso mengaku masih mengkaji bentuk sinergi dengan kedua BUMN lainnya. Salah satu opsinya, bekerja sama dari sisi operasional, dengan memanfaatkan gerai atau agen memasarkan produk masing-masing perusahaan.
"Misalnya, Pegadaian punya, BRI punya agen BRIlink, itu bisa digunakan display bahkan jadi outlet untuk memasarkan produk dengan target UMKM," kata Sunarso.
Bahkan, Sunarso mengatakan, ada peluang dibentuknya subholding antara ketiga perusahaan pelat merah itu. Namun, ia enggan berkomentar banyak perihal potensi tersebut. "Yang paling riil, kerja sama operasional," katanya.
(Baca: BRI Tebar Dividen, Pemerintah Kantongi Rp 11,76 Triliun)