PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatatkan kinerja cukup positif sepanjang 2019, dengan raihan laba bersih sebesar Rp 4,75 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2019, perusahaan asuransi jiwa ini mampu membukukan pendapatan premi sebesar Rp 24,96 triliun sepanjang 2019, turun tipis 1,81% dibanding tahun 2018, yang sebesar Rp 25,42 triliun.
Meski pendapatan premi turun, namun Prudential Indonesia mampu mencatatkan peningkatan premi bisnis baru sebesar 15%, berkat peningkatan premi reguler sebesar 26% dan premi single sebesar 8%.
“Tahun lalu, Prudential fokus dan komit pada produk yang berlangsung lama. Jadi kami bangga sekali, bahwa di tahun 2019 premi bisnis baru naik 15%, dengan premi regulernya meningkat 26%. Sejalan dengan fokus kami menyediakan produk jangka panjang,” ujar Chief Financial Officer Preudential Indonesia Nick Holder, dalam video conference, Selasa (14/4).
Meski turun, pendapatan premi Prudential Indonesia ini masih tergolong yang terbesar di antara perusahaan asuransi jiwa Indonesia. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AJII), total pendapatan premi asuransi jiwa tahun lalu tercatat Rp 186,8 triliun. Artinya, market share Prudential Indonesia pada industri asuransi jiwa Indonesia mencapai 13,36%.
Selain itu, Prudential Indonesia juga mencatatkan hasil investasi sebesar Rp 5,37 triliun sepanjang tahun 2019. Padahal, tahun 2018, perusahaan justru mencatatkan hasil investasi negatif, yakni minus Rp 807,33 miliar.
(Baca: Prudential Berikan Kemudahan Klaim untuk Nasabah Terdampak COvid-19)
Raihan pendapatan premi serta hasil investasi yang cukup bagus ini, membuat sepanjang tahun 2019 Prudential Indonesia mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 29,59 triliun, melonjak 24,01% dibandingkan pendapatan tahun 2018.
Meski demikian, beban yang dipikul Prudential Indonesia sepanjang tahun 2019 juga meningkat signifikan. Tercatat, Prudential Indonesia menanggung beban sebesar Rp 23,52 triliun, melonjak 37,97% dibanding beban 2018 yang sebesar Rp 17,04 triliun.
Lonjakan beban yang signifikan inilah, yang membuat Prudential Indonesia hanya mampu mencatatkan laba sebesar Rp 4,75 triliun, turun 10,42% dibandingkan dengan torehan laba tahun 2018, yang sebesar Rp 5,3 triliun.
Untuk tahun 2020, Prudential Indonesia enggan membuka proyeksi raihan pendapatan premi yang bisa diraih maupun target lainnya. Nick hanya menjelaskan, pada kuartal I 2020 momentum masih positif karena masih ditopang oleh nasabah eksisting.
Sementara, untuk menjaga kinerja di tengah pandemi Covid-19, Prudential Indonesia masih terus melakukan penawaran produk, termasuk juga melibatkan kanal penjualan lewat perbankan atau bancassurance.
"Untuk kuartal II 2020 ini kami tidak tahu, semua tergantung daripada penyebaran Covid-19 di Indonesia," ujar Nick.
(Baca: Asuransi dan Dana Pensiun Mulai Lirik Proyek Infrastruktur)