Kapitalisasi Pasar CDIA Tembus Rp 200 Triliun, Salip Astra Internasional (ASII)
Kapitalisasi pasar saham atau market cap PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) yang baru mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 9 Juli 2025 menembus Rp 207,84 triliun. Emiten miliki konglomerat Prajogo Pangestu ini menggeser raksasa otomotif PT Astra International Tbk (ASII) yang mencatatkan kapitalisasi pasar Rp 201,61 triliun.
Harga saham CDIA dibuka melesat 9,90% ke Rp 1.665 pada perdagangan saham sesi pertama hari ini, Jumat (25/7). Sejak IPO pada 9 Juli 2025, saham anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) ini telah terbang 776,32%.
Volume yang diperdagangkan hingga pukul 10.00 WIB tercatat 24,80 juta dengan nilai transaksi 41,30 miliar. Harga saham CDIA melesat meski masuk dalam papan pemantauan khusus dan diperdagangkan dengan skema full call auction (FCA).
FCA merupakan suatu mekanisme perdagangan saham yang order beli dan jual akan dikumpulkan selama periode tertentu, kemudian dieksekusi secara bersamaan pada satu harga yang ditentukan. Harga ini didasarkan pada titik keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
Di sisi lain, harga saham ASII justru terkoreksi 1,39% ke Rp 4.980 per lembar saham pukul 10:24 WIB. Volume yang diperdagangkan 11,81 juta dengan nilai transaksi Rp 58,86 miliar dan kapitalisasinya sebesar Rp 201,61 triliun.
CDIA terpantau juga menggeser market cap jajaran perusahaan Prajogo lainnya. Prajogo saat ini memiliki sejumlah emiten yang melantai di BEI, yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Adapun market cap CDIA menggeser PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT Petrosea Tbk (PTRO).
Pada pukul 10:29 WIB, harga saham CUAN terpantau stagnan di 1.535 dan kapitalisasi pasarnya asebesar Rp 172,56 triliun. Kemudian BRPT terpantau turun 0,90% ke Rp 2.200 dan kapitalisasi pasarnya menjadi Rp 206,24 triliun. Sedangan saham PTRO merosot 1,62% ke Rp 3.640 dan kapitalisasi pasarnya hanya Rp 36,71 triliun.
Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya mensuspensi saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) mulai sesi pertama pada Rabu (23/7). Ini merupakan suspensi kedua yang diberikan BEI pada saham milik konglomerat Prajogo Pangestu itu.
Suspensi pertama diberikan sepekan setelah saham emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu itu naik hingga batas tertinggi atau auto rejection atas (ARA) beruntun. ARA merupakan batas kenaikan harga saham tertinggi yang diperbolehkan dalam satu hari perdagangan. Saat saham menyentuh ARA, sistem akan secara otomatis menolak pesanan untuk membeli atau menjual efek.