Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mensuspensi atau menghentikan sementara perdagangan saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) mulai sesi pertama hari ini, Rabu (23/7). Ini merupakan suspensi kedua yang diberikan BEI pada saham milik konglomerat Prajogo Pangestu itu.  

Sebelumnya BEI telah mensuspensi perdagangan saham CDIA pada Kamis (17/7). Suspensi pertama diberikan sepekan setelah emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu itu menggelar pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada Rabu (9/7). 

Berdasarkan data BEI selama perdagangan, Selasa (22/7) saham CDIA telah menembus auto reject atas (ARA) dengan kenaikan 24,69% ke level 1.515. Sejak melantai di BEI saham CDIA selalu menembus batas ARA. Adapun saham CDIA telah melesat 697,37% sejak IPO.

ARA merupakan batas kenaikan harga saham tertinggi yang diperbolehkan dalam satu hari perdagangan. Saat saham menyentuh ARA, sistem akan secara otomatis menolak pesanan untuk membeli atau menjual efek.

Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono mengatakan, suspensi dilakukan karena terdapat peningkatan harga kumulatif yang tidak signifikan pada saham CDIA. Tujuannya untuk memberikan perlindungan kepada investor sehingga BEI merasa perlu menghentikan sementara perdagangan saham CDIA. Meski begitu belum dipastikan kapan saham bisa diperdagangkan lagi.

“BEI memandang perlu melakukan penghentian sementara perdagangan Saham CDIA di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi I tanggal 23 Juli 2025 sampai dengan pengumuman bursa lebih lanjut,” kata Yulianto dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (23/7).

Bursa juga mengimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan.

TPIA Lepas 29,5 Juta Saham CDIA 

Induk usaha CDIA, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) telah menjual saham anak usahanya sebanyak 29,54 juta lembar saham. Apabila dikalkulasikan dengan harga saham CDIA yang tercatat di level Rp 1.515 per saham, TPIA meraup hingga Rp 44,76 miliar dari melego saham CDIA.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), aksi jual ini membuat kepemilikan Chandra Asri turun tipis dari 9,0237% atau sebanyak 11,26 miliar saham menjadi 9% atau 11,23 miliar dari total saham beredar. 

Adapun kapitalisasi pasar saham emiten infrastruktur CDIA yang baru mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) itu hampir menembus Rp 200 triliun pada perdagangan Selasa (22/7). Emiten milik orang terkaya di Tanah Air Prajogo Pangestu itu menggeser jajaran perusahaan Prajogo lainnya, yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Petrosea Tbk (PTRO).




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Karunia Putri