Serba-serbi IPO CDIA dan COIN, Resmi Melantai di BEI Hari Ini

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.
Seorang wanita melintasi pantulan layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/2/2025). Pada penutupan perdagangan akhir pekan IHSG ditutup pada level 6.803 atau naik 0,22 persen.
Penulis: Agustiyanti
9/7/2025, 06.57 WIB

PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) dijadwalkan menggelar perdagangan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Rabu (9/12). Antusiasme investor terhadap kedua emiten ini cukup tinggi, terbukti dari kelebihan permintaan yang dialami kedua emiten ini selama penawaran saham perdana atau IPO.

Berikut poin-poin menarik dari IPO kedua emiten ini:

Harga IPO CDIA dan COIN: Rp 190 vs Rp 100 

CDIA menetapkan harga IPO Rp 190 yang merupakan batas atas harga penawaran Rp 170-Rp 190. Penentuan harga IPO didasarkan pada peminatan investor selama pelaksanaan book building atau penawaran saham awal yang telah berlangsung pada 19-24 Juni 2025.

Merujuk prospektus terbarunya, CDIA akan melepas sebanyak 12,48 miliar lembar saham atau setara 10% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor perseroan. Nilai nominal saham adalah Rp 100.

Adapun dari pelaksanaan IPO ini, perusahaan akan mengantongi dana Rp 2,37 triliun dari gelaran IPO. 

Sementara itu, harga IPO COIN ditetapkan Rp 100, batas bawah penawaran awal atau book building di rentang Rp 100 hingga Rp 105. Periode bookbuilding berlangsung selama 23 Juni hingga 25 Juni 2025. 

Manajemen menjelaskan, penentuan harga IPO didasarkan pada hasil kesepakatan dan negosiasi antara pemegang saham, perseroan dan penjamin pelaksana emisi efek.

COIN akan melepas 2,2 miliar saham atau setara 15% dari modal disetor dengan harga nominal Rp 100 per saham.

CDIA Oversubscribe hingga 400 Kali, COIN hingga 70 Kali

Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata.co.id pada Selasa (8/7), CDIA mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribe hingga lebih dari 400 kali dengan dana masuk mencapai lebih dari Rp 30 triliun.  

Permintaan yang masuk jauh dari target dana yang diincar CDIA dari IPO sebesar Rp 2,37 triliun saja. Para investor ritel yang memesan saham CDIA rata-rata hanya mendapat jatah belasan lot meski memesan lebih. 

Sedangkan berdasarkan informasi yang diterima Katadata.co.id hingga Senin (7/7), COIN sudah mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga lebih dari 70 kali. Total investor yang memesan mencapai lebih dari 100 ribu. 

COIN menargetkan dana yang dihimpun melalui IPO sebesar Rp 220,6 miliar. 

Daya Tarik IPO CDIA vs COIN

Daya tarik IPO CDIA, antara lain terletak pada nama besar Prajogo Pangestu yang merupakan pemilik perusahaan melalui PT Chandra Asri Tbk (TPIA). 

"Beli karena murah dan emiten Prajogo Pangestu. Lihat kenaikan harga BRPT dan BREN, sepertinya bisa ARA berjilid-jilid," ujar Aditya Pratama, salah satu investor ritel yang membeli saham IPO CDIA. 

CDIA juga dinilai memiliki prospek bisnis menarik, karena fokusnya pada infrastruktur terintegrasi seperti energi, logistik maritim, pelabuhan, dan pengelolaan air. Peluang investasi pun dinilai menjanjikan karena sektor-sektor ini diperkirakan akan menjadi pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Sementara itu, COIN merupakan perusahaan holding yang membawahi dua entitas utama yaitu PT Central Finansial X (CFX) yang bergerak di bidang bursa berjangka dan aset kripto (exchange), serta PT Kustodian Koin Indonesia (ICC) yang menyediakan layanan kustodian aset kripto. Ini akan menjadi IPO pertama dari pelaku bursa kripto di Indonesia.

Bisnis dan Penggunaan Dana Hasil IPO

Chandra Daya merupakan anak usaha TPIA bersama Phoenix Power dari EGCO Group. Perusahaan bergerak di bidang holding infrastruktur, termasuk energi, air, kepelabuhan dan penyimpanan, serta logistik.

Adapun dana IPO akan dialokasikan 37% atau sekitar Rp 871 miliar untuk menyuntik modal anak usaha logistik yaitu PT Chandra Shipping International dan PT Marina Indah Maritim guna pembelian kapal dan operasional.

Sisanya yakni sekitar Rp 1,4 triliun, akan digunakan untuk penyertaan modal ke anak usaha pelabuhan dan penyimpanan, yaitu PT Chandra Samudera Port dan PT Chandra Cilegon Port, untuk pembangunan tangki penyimpanan, pipa ethylene, dan fasilitas penunjang.

Sementara itu, seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk penyertaan modal kepada dua entitas anak. COIN merupakan perusahaan holding yang membawahi dua entitas utama, yakni PT Central Finansial X (CFX) dan PT Kustodian Koin Indonesia (Indonesia Coin Custodian/ICC) sebagai lembaga penyimpanan aset kripto.

Adapun sekitar 85% akan dialokasikan kepada CFX guna mendukung kebutuhan modal kerja operasional. Sisa dananya akan diberikan kepada ICC untuk keperluan modal kerja operasional juga.

Valuasi Saham CDIA dan COIN 

Analyst & Head of Literation Kiwoom Sekuritas Octavianus Audi sebelumnya menilai, harga IPO CDIA Rp 190 per saham secara konservatif tergolong premium. Hal ini terlihat dari proyeksi Price Earning Ratio (PER) di kisaran 40–45 kali, sedangkan sektor infrastruktur logistik umumnya berada pada kisaran 15–25 kali.

Ia mengatakan, valuasi tersebut mencerminkan strategi ekspansi agresif CDIA, seperti pembelian armada kapal dan pengembangan terminal yang dibiayai dari hasil IPO. Namun, menurut dia, IPO CDIA tetap menarik untuk investasi jangka panjang.

Rasio profitabilitas juga memperlihatkan fundamental solid, dengan margin laba bersih sekitar 32% dan rasio utang terhadap ekuitas (DER) sebesar 0,44x pada tahun buku 2024. 

Menurut dia, valuasi perusahaan akan semakin menarik seiring pertumbuhan pesat sektor logistik dan konektivitas maritim. Jika CDIA mampu menjaga leverage tetap rendah dan seluruh pendanaan berasal dari IPO, Audi melihat hal ini akan menjadi keunggulan kompetitif dalam jangka panjang.

“Jika melihat harga IPO, maka estimasi kapitalisasi pasar CDIA akan mencapai Rp 21,2–Rp 23,7 triliun,” kata Audi kepada Katadata.co.id, Kamis (19/6).  

Sementara itu, COIN mencatat rasio PER 34,32 kali dan PBV 1,14 kali berdasarkan harga IPO. Penetapan harga di kisaran bawah ini menunjukkan upaya perusahaan untuk menarik minat investor dalam aksi korporasi perdananya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila