Kembangkan Pasar Saham Syariah, BEI Belajar ke Bursa Dubai

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Penulis: Miftah Ardhian
30/10/2017, 16.32 WIB

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan kunjungan ke Dubai Financial Market (DFM), Uni Emirat Arab. Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui dan bertukar pengetahuan tentang pengembangan pasar saham syariah. Apalagi DFM merupakan satu-satunya pasar modal di dunia yang berprinsip syariah. 

Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan aktivitas transaksi efek di DFM telah dijalankan dengan prinsip syariah yang cukup sempurna. Bukan hanya terkait transaksi saham, sistem kerja yang diterapkan pun juga dilakukan dengan berpedoman pada prinsip syariah, yakni antara hari Minggu sampai dengan Kamis.

Bursa Dubai akan memberi masukan bagi BEI untuk dapat semakin mengembangkan pasar saham syariah Indonesia. Dia berharap DMF dapat menjadi penghubung dengan pasar modal syariah dunia, mengingat potensi penduduk muslim Indonesia yang sangat besar.

"Populasi penduduk muslim Indonesia lebih besar dari populasi negara penerbit sukuk terbesar dunia,” ujar Tito, Dubai, Minggu (29/10). 

Tito menjelaskan pasar modal syariah Indonesia memiliki pangsa yang sangat besar. Dengan populasi penduduk Indonesia yang mencapai 261,115 juta jiwa, sebanyak 87 persen diantaranya atau 227,12 juta jiwa beragama Islam dan 65 persen diantaranya masih dalam usia produktif. 

Sementara populasi negara-negara utama penerbit sukuk terbesar dunia tidak sebesar Indonesia. Dia mencontohkan Turki yang hanya memiliki populasi 79,512 juta jiwa, Inggris sebanyak 65,637 juta jiwa, Arab Saudi 32,27 jiwa, Malaysia 31,19 jiwa dan Uni Emirat Arab yang hanya 9,27 juta jiwa.

(Baca: Cari Modal Rp 3 Triliun, BRI Syariah IPO Tahun Depan)

Tito berharap kedepannya pasar modal syariah Indonesia dapat terus berkembang dengan potensi yang ada. Potensi tersebut ditunjukkan dengan pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang mengalami kenaikan mencapai 28,1 persen pada periode Juni 2016 hingga Juni 2017. 

Bahkan, beberapa indeks syariah utama terbesar dunia pertumbuhannya masih di bawah ISSI. Sebagai contoh, Indeks Dow Jones Islamic Market yang hanya mencatatkan kenaikan 16,4 persen, FTSE Global Shariah 15,8 persen dan MSCI World Islamic yang hanya tumbuh 13,1 persen.

Tak cuma itu, dalam jangka waktu 5 tahun nilai kapitalisasi pasar saham syariah juga meningkat 42 persen. Pada 2012, kapitalisasi pasar saham syariah baru mencapai Rp 2.451 triliun, tapi pada akhir September 2017, sudah menanjak menjadi Rp 3.473 triliun. 

Sampai saat ini, transaksi saham di BEI pun didominasi oleh saham syariah. Hingga September 2017, dari 556 saham yang ditransaksikan di BEI, sebanyak 343 saham di antaranya merupakan saham-saham berbasis syariah. Selain itu, perkembangan jumlah investor saham syariah, yakni investor yang membuka rekening efek syariah, juga meningkat signifikan.

Per September 2017, jumlah investor saham syariah tercatat 19.265 orang atau naik 57 persen dibandingkan 2016 yang berjumlah 12.283 orang. Sehingga, jumlah pangsa pasar investor syariah juga tumbuh 3,2 persen pada September 2017 dibandingkan 2016 yang sebesar 2,3 persen.

(Baca: Sukuk Global Laris, Kelebihan Permintaan Investor Capai 4 Kali)