Taksi Express Jual Aset untuk Tutupi Utang Rp 444,5 Miliar

Donang Wahyu|KATADATA
Penulis: Ihya Ulum Aldin
8/6/2018, 16.18 WIB

PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) akan melakukan penjualan aset-aset yang sudah tidak produktif. Perusahaan transportasi ini menargetkan penjualan aset ini bisa menutupi utang jatuh tempo kepada Bank BCA sebesar Rp 444,5 miliar pada akhir tahun ini.

"Kami berusaha untuk menyeleksikan pinjaman dari bank untuk menjual aset yang tidak produktif, jadi bisa menutup kerugian," kata Direktur TAXI Megawati Affan di Ibis Hotel, Jakarta pada Jumat (8/6).

Aset-aset tidak produktif itu, kata dia, berupa tanah di daerah Tangerang (Banten) dan Bekasi (Jawa Barat). Pengelola taksi Express ini sedang berusaha menjual tanah tersebut, karena saat ini harganya sedang tinggi.

Selain tanah, aset lain yang sedang diusahakan untuk dijual adalah beberata unit kendaraan taksi mereka yang sudah lama. Terutama yang sudah berusia di atas lima tahun, yang secara izin sudah tidak bisa dioperasikan lagi.

"Ada sekitar 1.000-an unit kendaraan yang akan dijual untuk menutupi utang," katanya. (Baca: Blue Bird Group Genjot Bisnis Logistik dan Properti Tahun Ini)

Megawati juga mengatakan PT Rajawali Corpora telah menyuntikkan modal sekitar Rp 100 miliar pada akhir tahun lalu, untuk mendukung kegiatan operasional perseroan. Selain itu, Rajawali juga menambah Rp 33,62 miliar pada April lalu. Rajawali Corpora merupakan pemegang saham pengendali yang memiliki 51 persen saham Express Transindo.

Meski telah menambah modal, tetap saja belum bisa melunasi seluruh utang Ekspress Transindo. Megawati menyatakan hingga kini masih belum ada pembicaraan lagi dengan Rajawali Corpora untuk menambah dana demi membantu melunasi utang perseroan.

"Intinya, Express selalu berusaha, kami juga tidak bisa selalu mengharapkan di-support. Tapi kami pasti akan berusaha dulu," kata Megawati.

Perseroan akan melakukan beberapa efisiensi untuk menghemat pengeluaran. Megawati mengatakan efiensi yang akan dilakukan dengan mengurangi beberapa sumber daya manusia, sektor tersebut dapat digantikan oleh teknologi.

(Baca: Organda Sebut 26 Perusahaan Taksi di Jakarta Tumbang Sejak 2016)

"Ada beberapa hal, misalnya pool kami banyak, tapi unit taksi yang beroperasi makin lama makin sedikit. Jadi, kami mungkin akan gabungin beberapa pool supaya biaya operasionalnya tidak begitu tinggi," kata Megawati.

Namun, Megawati belum bisa memperkirakan berapa biaya yang bisa dihemat oleh perusahaan jika menerapkan beberapa efisiensi ini. Dia mengatakan program efisiensi ini baru tahap perencanaan.