PT Indonesia Kendaraan Terminal (IPC Car Terminal/IPCC) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Anak usaha Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II ini melepas jumlah saham di pasar modal sebanyak 509 juta saham atau 28% dari jumlah sahamnya.
Pada pembukaan perdagangan, IPCC mencatatkan kenaikan 5,18% dari harga Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp 1.640 per lembar saham, menjadi Rp 1.725 per lembarnya. Total dana yang terkumpul pada penawaran ini sebesar Rp 835 miliar.
“Dana ini akan digunakan sebesar 50% untuk belanja modal dalam rangka pengembangan usaha yang meliputi pengembangan terminal, perluasan Iahan, mewujudkan IPCC Incorporated, penambahan kapasitas, dan fasilitas, serta peralatan pendukung,” ujar Direktur Utama IPCC Chiefy Adi Kusmargono pada saat sambutannya.
Kemudian sebesar 25% lainnya akan digunakan untuk perpanjangan kontrak sewa Iahan jangka panjang. Sisa 25% lagi digunakan untuk modal kerja perusahaan guna mendukung kegiatan operasional. (Baca: Ekspansi Pelabuhan, Pelindo II Bentuk Perusahaan Investasi)
IPCC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang bongkar muat kendaraan dari dan ke kapal pertama yang melantai di bursa. Indonesia Kendaraan Terminal menjadi perusahaan ke-25 yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia tahun ini.
Untuk lebih memberikan kepercayaan kepada investor, IPCC menunjuk dua penjamin pelaksana emisi efek, yaitu PT Bahana Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas, serta mempercayakan kepada PT RHB Sekuritas Indonesia untuk bertindak sebagai agen penjual internasional (international selling agent). Saat penawaran, saham IPCC mengalami kelebihan permintaan (oversubcribed) sebanyak dua kali.
(Baca: Roadshow ke Sejumlah Negara, IKT Bidik Investor Strategis)
Menurut Chiefy, masuknya IPCC ke lantai bursa membuka peluang perusahaan ini melakukan hal yang lebih besar untuk pencapaian lebih tinggi sesuai GCG dari apa yang telah dilakukan selama ini. Dia juga optimistis IPCC bisa memperluas jaringan dan menciptakan lebih banyak potensi dalam membangun kolaborasi kelas dunia dengan menjaring pasar domestik dan internasional.
Saat ini IPCC mengelola lahan terminal pelabuhan seluas 31 hektare. Lahan ini memiliki daya tampung yang cukup besar, dengan kapasitas 700 ribu unit kendaraan per tahun. Targetnya pada 2022 IPCC akan memiliki lahan seluas 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan.
Dari segi kinerja keuangan, IPCC membukukan pendapatan pada 2017 sebesar Rp 422,1 miliar atau naik 34,3% dibandingkan 2016 yang hanya Rp 314,3 miliar. Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan penyusutan (EBITDA) juga naik 31,5% menjadi Rp 175,4 miliar di 2017. Sementara, laba bersih IPCC tumbuh 32,2% dari Rp 98,4 miliar pada 2016 menjadi Rp 130,1 miliar pada tahun lalu.
(Baca: Diminati Asing, Saham IPO Anak Usaha Pelindo II Oversubscribe 2 Kali)
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia IKT Sugeng Mulyadi mengatakan, pada 2018 perseroan menargetkan pendapatannya meningkat 70% menjadi Rp 582 miliar. Adapun laba bersih perseroan diproyeksikan tumbuh 69% menjadi Rp 220 miliar.