Pelita Samudera Targetkan Pendapatan Tumbuh 30% Tahun Ini

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi kapal tongkang pengangkut batu bara melintasi sungai Mahakam, di Samarinda, Kalimantan Timur.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
25/2/2019, 21.38 WIB

PT Pelita Samudera Shipping Tbk. menargetkan pendapatan mereka tahun ini bisa tumbuh sekitar 25%-30% dibandingan dengan capaian pada 2018. Tahun lalu, mereka mampu mengantongi pendapatan (non-audit) senilai US$63,5 juta, tumbuh 29,5% dibandingkan setahun sebelumnya.

Kepala Hubungan Investor Pelita Samudera Shipping Adi Hartadi optimis dengan prospek pertumbuhan bisnisnya tahun ini seiring dengan pertumbuhan pelanggan utama mereka yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan tumbuhnya pengolahan biji mineral dan nikel.

"Juga banyaknya kawasan industri yang selesai. Sehingga kami optimis dengan prospek pertumbuhan bisnis kami yang cukup besar," kata Adi di Jakarta, Senin (25/2).

Adi menjelaskan, target pendapatan mereka tahun ini juga akan disokong dengan rencana mereka untuk mendatangkan total 5-6 kapal baru sepanjang tahun ini, baik kapal induk (MV) maupun kapal berjenis kapal tunda dan tongkang. Sejak awal tahun ini, perusahaan yang bergerak di jasa angkutan kapal tersebut, sudah menyepakati pembelian dua kapal induk baru. "Sudah ada dua kapal yang terealisasi," kata Adi.

(Baca: Pelita Samudera Gaet Utang Rp 294 Miliar untuk Tambah Armada Kapal)

Dengan tambahan tersebut, mereka menargetkan tahun ini volume kargo dari kapal induk sebesar 1,8 juta hingga 2,2 juta metrik ton. Tahun lalu, dari lini bisnis ini, mereka baru memiliki volume kargo sebanyak 280 ribu metrik ton dari satu kapal induk yang beroperasi Maret 2018.

Selain kapal induk, tahun lalu, perusahaan berkode emiten PSSI ini juga memiliki volume angkut di lini bisnis lain yaitu kapal tunda dan tongkang sebanyak 12,9 juta metrik ton serta fasilitas muatan apung sebanyak 20,3 metrik ton. Dengan demikian, total volume angkut yang mereka miliki pada 2018 sebanyak 33,5 juta metrik ton.

Ada pun dua kapal induk baru yang didatangkan pada awal tahun ini yaitu general cargo MV Maritime Newanda memiliki kapasitas angkut 30.822 gross tonnage (GT) yang dibeli dari Newada Navigation Company Incorporated of Panama, dan MV Maritime Setoshio yang memiliki kapasitas 30.812 GT yang dibeli dari Setoshio Navigation Company Incorporated of Marshall Islands.

Mereka telah meneken perjanjian jual-beli kapal MV Maritime Newanda pada 25 Januari lalu dengan nilai jual-beli sebesar US$10,5 juta (Rp147 miliar, kurs Rp14.000/dolar). Sedangkan kapal induk MV Maritime Setoshio sudah dilakukan penandatangan jual-beli dengan Setoshio Navigation Company Incorporated of Marshal Islands dengan nilai jual-beli US$9,67 juta (sekitar Rp135 miliar).

(Baca: Pemerintah Kaji Harga Referensi CPO untuk Pungutan Ekspor)

Mereka juga masih memiliki rencana untuk menambah lagi 2 kapal induk dan kapal tunda/tongkang pada paruh kedua tahun ini, sehingga secara keseluruhan mereka akan menambah total 5-6 armada kapal baru sepanjang tahun ini. "Penambahan ini bisa dilakukan jika demand-nya tinggi," ujar Adi.

Reporter: Ihya Ulum Aldin