Medco Akuisisi Ophir dengan Harga Rp 7,62 Triliun

Arief Kamaludin|KATADATA
Medco Energi
Penulis: Ihya Ulum Aldin
21/3/2019, 14.39 WIB

PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) akhirnya mencapai kesepakatan dengan pemegang saham Ophir Energy Plc. Kesepakatan terkait rencana Medco mengakuisisi perusahaan migas asal Inggris tersebut. Medco mengakusisi saham Ophir dengan harga £ 408,4 juta atau Rp 7,62 triliun (kurs Rp 18,659 per poundsterling).

Menurut informasi di laman resmi perusahaan Medco Energi, satu saham Ophir dihargai 57,5 pence. Kesepakatan harga tersebut lebih tinggi dari penawaran awal Medco di angka 55 pence untuk setiap sahamnya. Dengan begitu Medco bakal menjadi pengendali Ophir, termasuk menguasai 18,73 persen saham baru yang diterbitkan pada 19 Maret lalu.

Sebelumnya, pemegang saham Ophir Energy pernah menolak penawaran Medco Energi mengenai rencana jual beli saham ini. Alasannya, harga yang ditawarkan perusahaan Arifin Panigoro itu di bawah harga wajar Ophir senilai £ 390,6 atau setara Rp 7,29 triliun. 

(Baca: Medco Tawar Saham Ophir Rp 7,23 Triliun)

Berdasarkan situs resminya pada 14 Januari 2019, keputusan itu merupakan hasil rapat petinggi Ophir mengenai tawaran pembelian 48,5% saham oleh Medco. "Dewan perusahaan dengan suara  bulat menolak proposal tersebut karena nilainya di bawah harga wajar," seperti dikutip dalam keterangan tersebut.

Direktur Utama Medco Hilmi Panigoro mengatakan transaksi ini akan memberikan keseimbangan portofolio produksi dan perkembangan aset regional dengan hasil yang menguntungkan untuk karyawan, mitra kerja dan masing-masing negara. Transaksi ini akan meningkatkan produksi Medco tahun ini hingga 29 persen menjadi 110 ribu barel setara minyak per hari (Mboepd). Selain itu, meningkatkan cadangan migas perseroan hingga 117 persen menjadi 1.252 juta barel setara minyak (MMboe).

(Baca: Medco Targetkan Akuisisi Ophir Akhir Maret 2019)

Saat ini, Ophir memiliki 67,5 persen hak kelola di PSC Madura, 45 persen hak kelola di PSC Sampang, dan tiga PSC di Bangkanai, Kalimantan Tengah yang sudah berproduksi. Selain itu, Ophir juga memiliki dua lisensi eksplorasi laut dalam di Blok Papua Barat IV dan Blok Aru.

Pada Mei 2018, Ophir mengakuisisi aset-aset Santos di Asia senilai US$ 205 juta. Aset-aset yang diakuisisi termasuk PSC Madura (blok gas Maleo dan Peluang), PSC Sampang, Block 12W PSC di Vietnam, Deepwater Block R PSC di Malaysia, SS-11 PSC di Bangladesh, serta Block 123 dan 124 PSC di Vietnam.

Berdasarkan laporan keuangan Ophir pada semester I 2018, rata-rata produksi perusahaan mencapai 11.400 boepd sedangkan pendapatannya US$ 102 juta atau sekitar Rp 1,48 triliun. Hingga akhir tahun ini, Ophir menargetkan produksinya 27.500 boepd dan pendapatannya US$ 210 juta atau Rp 3,04 triliun. Perusahaan juga memiliki utang bersih US$ 110 juta atau sekitar Rp 1,59 triliun.