Holding BUMN Farmasi Bisa Tekan Impor Bahan Baku Obat Rp 28 Triliun

Arief Kamaluddin | Katadata
Ilustrasi, pameran produk farmasi. Holding BUMN farmasi diharapkan bisa menekan impor produk dan alat kesehatan yang mencapai Rp 28 triliun tiap tahunnya.
5/2/2020, 08.47 WIB

Pembentukan holding atau induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi diharapkan dapat menurunkan impor bahan baku obat dan alat-alat kesehatan. Adapun nilai impor ini tiap tahunnya bisa mencapai lebih dari US$ 2 miliar atau Rp 28 triliun.

"Industri farmasi prospeknya besar. Indonesia sumber keanekaragaman hayati, jadi harus bisa mengurangi impor," kata Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga, saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (4/2).

Dia menjelaskan industri kesehatan dan farmasi dunia memiliki pangsa pasar yang sangat besar, bahkan nilainya bisa mencapai US$ 7,6 triliun. Selain itu industri kesehatan terus tumbuh hingga mencapai dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Sehingga, dengan hadirnya holding BUMN farmasi diharapkan negara bisa ikut serta dalam menciptakan ketahanan, keterjangkauan, dan mutu kesehatan. 

(Baca: Ada Holding BUMN Farmasi, Bagaimana Nasib Kimia Farma dan Indofarma?)

Adapun saat ini Indonesia mengimpor bahan baku obat senilai US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 17,8 triliun. Sedangkan, impor peralatan kesehatan mencapai US$ 750 juta atau sekitar Rp 10,3 triliun. Dengan impor terbesar dari Tiongkok sebesar 60% dan India 30%.

Nantinya holding BUMN farmasi akan beranggotakan PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Indofarma Tbk (INAF), dan PT Bio Farma yang akan bertindak sebagai induk dari holding.

Sekretaris Perusahaan Indofarma Arie Genipa Suhendi berharap, kehadiran holding BUMN farmasi menjadi nilai tambah bagi perusahaan dan anggotanya. Dia meyakini holding ini akan mendorong peningkatan pelayanan yang signifikan bagi konsumen.

Dia menjelaskan, Kimia Farma dan Indofarma akan memiliki arah bisnisnya masing-masing. Keduanya juga bakal menyesuaikan keunggulan layanan sesuai tujuan holding.

(Baca: Jokowi Minta Impor Bahan Baku Obat Disetop)

Indofarma akan fokus pada alat kesehatan dan natural extract. Perusahaan ini juga bakal mengembangkan bisnis obat-obatan sesuai tren penyakit yang berkembang, sepertid diabetes, jantung, kanker, dan stroke.

"Produk Indofarma akan menyesuaikan penyakit yang berkembang di masyarakat, salah satunya adalah penyakit degeneratif yang timbul akibat gaya hidup atau perilaku yang tidak sehat," kata dia kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.

Sedangkan Kimia Farma fokus pada aktivitas di bidang industri kimia dan farmasi seperti perdagagan dan jaringan distribusi, serta retail farmasi, layanan kesehatan, dan optimalisasi aset.

(Baca: Pengusaha Anggap Insentif Pajak Tak Ampuh Setop Impor Bahan Baku Obat)

Reporter: Fariha Sulmaihati