Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan Kamis (26/3) ditutup meroket hingga 10,19% menyentuh level 4.338,9. Kenaikan itu cukup signifikan di tengah indeks saham yang anjlok hingga 37,49% sejak awal tahun.
Kenaikan IHSG menjadi yang paling besar dibandingkan dengan bursa-bursa di Asia lainnya pada hari ini. Seperti bursa Jepang Nikkei 225 yang hari ini ditutup turun hingga 4,51% dan bursa Hong Kong Hang Seng yang juga turun 0,74%.
Begitu pun dengan bursa Tiongkok Shanghai Composite yang ditutup turun 0,6%. Kemudian, bursa Singapura Strait Times turun 0,96%.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan bahwa kinerja indeks hari ini lantaran kemarin bursa saham dunia naik signifikan, sedangkan perdagangan saham dalam negeri libur memperingati Hari Raya Nyepi.
"Bursa-bursa utama dunia mencatatkan kenaikan tajam, terutama di AS (Amerika Serikat) karena solusi pemberian insentif ekonominya sudah disetujui. IHSG juga mengikuti pola pergerakan indek dunia," kata Laksono.
(Baca: Dipimpin Saham BCA dan Unilever, IHSG Sesi I Melonjak Hampir 11%)
Pemerintah AS dengan senat sepakat menyuntikan stimulus ekonomi sebesar US$ 2 triliun atau sekitar Rp 32.600 triliun (kurs Rp 16.300/US$). Usai kesepakatan tersebut, indeks di negara Paman Sam tersebut bergerak menguat secara signifikan.
Indeks Dow Jones lompat hingga 2.112,98 poin atau 11,36%. Kemudian indeks S&P 500 naik 9,38% dan Nasdaq naik 8,12%. Walaupun keesokan harinya, kenaikan lebih terbatas dengan Dow Jones hanya naik 2,39%, S&P 500 naik 1,15%, dan Nasdaq turun 0,45%.
Kenaikan indeks di dalam negeri ini, juga diikuti oleh nilai transaksi hari ini yang mencapai Rp 12,75 triliun yang berasal dari perdagangan 11,52 miliar unit saham. Padahal, sejak awal 2020, rata-rata nilai transaksi harian hanya Rp 6,76 triliun dan volume hanya 6,73 miliar unit saham.
Investor asing juga tercatat beli dengan nilai bersih mencapai Rp 662,32 miliar di seluruh pasar. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) diborong asing dengan bersih Rp 295 miliar. Lalu, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga dibeli dengan nilai bersih Rp 292 miliar.
Saham di sektor konsumer menjadi penopang kenaikan indeks di mana menguat hingga 13%. Saham yang memiliki nilai kapitalisasi pasar besar, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menjadi motornya karena ditutup menguat hingga 19,38% di level Rp 6.775 per saham.
Sektor lainnya yang menjadi pendorong penguatan indeks yaitu sektor finansial yang naik 12,96%. Saham BBCA tercatat naik hingga 17,33% di Rp 26.400 per saham. Begitu pula dengan saham BBRI yang meroket hingga 20,49% menjadi berada di harga Rp 2.940 per saham.
(Baca: IHSG Sudah Lompat 10%, BEI: Ikut Indeks Dunia yang Kemarin Meroket)