Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, dirinya bukan penggemar mata uang digital (cryptocurrency). Ia pun meminta Facebook dan perusahaan lainnya untuk mengajukan izin terkait perbankan jika ingin menyediakan layanan keuangan, termasuk cryptocurrency.
Dia mendorong perusahaan cryptocurrency mematuhi peraturan yang berlaku di AS dan negara lainnya, di mana mereka beroperasi. “Jika Facebook dan perusahaan lain ingin menjadi bank, mereka harus mendapatkan ‘Izin Perbankan’ baru dan tunduk pada semua peraturan perbankan, sama seperti bank lain,” kata dia melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump, kemarin (11/7).
Trump mengatakan, dirinya tidak menyukai mata uang digital. “Saya bukan penggemar Bitcoin dan cryptocurrency lainnya, yang bukan uang dan nilainya sangat fluktuatif,” kata dia.
(Baca: Kenalkan Mata Uang Digital, Facebook Jamin Data Pengguna Aman)
Pada Rabu (10/7) lalu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell berpesan kepada anggota parlemen bahwa rencana Facebook untuk meluncurkan Libra tidak bisa dilanjutkan. Kecuali, sudah ada pembahasan mengenai privasi, pencucian uang, perlindungan konsumen dan stabilitas keuangan.
Powell mengatakan The Fed telah membentuk kelompok kerja untuk membahas cryptocurrency, termasuk Libra. The Fed juga akan berkoordinasi dengan bank sentral negara lain terkait aset digital tersebut.
Reuters melaporkan, Dewan Pengawasan Stabilitas Keuangan AS juga turut mengkaji Libra. Lembaga ini bertugas mengidentifikasi risiko terhadap sistem keuangan di AS.
Namun, baik Facebook maupun Departemen Keuangan belum mau menanggapi perihal pernyataan Trump mengenai Facebook Libra tersebut. Juru bicara The Fed bahkan menolak berkomentar.
(Baca: Delapan Keunggulan Libra, Mata Uang Digital Facebook )
Akan tetapi, Pemimpin Divisi Facebook Calibra David Marcus menyampaikan, data pengguna Calibra tidak akan digunakan untuk menggaet iklan. “Untuk mendapat kepercayaan masyarakat, kami harus membuat komitmen kuat pada privasi," kata dia dikutip dari CNBC Internasional, pada Juni lalu. Calibra merupakan unit bisnis baru Facebook, yang menyediakan layanan dompet digital.
Perusahaan teknologi asal AS ini ingin membangun kembali kepercayaan pengguna, setelah skandal keamanan Cambridge Analytica pada tahun lalu. “Jika orang tidak mempercayai kami, mereka dapat menggunakan dompet (digital) lain yang akan tersedia," kata dia.
(Baca: BI Tegaskan Mata Uang Digital Libra Tak Bisa Digunakan di Indonesia)