Pertama Kalinya, Jumlah Unicorn Tiongkok Melampaui AS

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, pameran startup teknologi dan inovasi industri anak negeri di Hall B JCC, Jakarta, pada Kamis (3/10). Untuk pertama kalinya, jumlah unicorn Tiongkok melampaui AS.
22/10/2019, 11.04 WIB

Perusahaan riset Hurun Report menyebutkan, Tiongkok merupakan negara dengan jumlah startup bervaluasi lebih dari US$ 1 miliar atau unicorn terbanyak di dunia. Negeri Panda itu memiliki 206 unicorn, lebih banyak ketimbang Amerika Serikat (AS) sebanyak 203.

Secara total, ada 494 unicorn di dunia per Juni 2019. Ketua Hurun Report Rupert Hoogewerf menyampaikan, lebih dari 80% di antaranya berasal dari Tiongkok dan AS. Kedua negara ini pun berkontribusi setengah dari total Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.

AS dan Tiongkok juga menyumbang seperempat populasi dunia. "Negara lainnya perlu membangun dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan unicorn untuk berkembang," kata dia dalam laporannya, dikutip dari MoneyControl, kemarin (21/10).

(Baca: Dua Startup Lulusan Alibaba Netpreneur Garap Pasar Logistik RI)

Dalam laporan tersebut, valuasi dari tiga startup Tiongkok yakni Ant Financial, ByteDance, dan Didi Chuxing mencapai US$ 280 miliar. Ant Financial bergerak di bidang teknologi finansial (fintech). Lalu, ByteDance menyediakan konten digital dan Didi Chuxing merupakan perusahaan berbagi tumpangan (ride hailing).

Sedangkan AS memiliki beberapa startup yang cukup dikenal publik dunia, seperti Airbnb dan WeWork. (Baca: Kasus WeWork Sinyal Berakhirnya Startup Rugi yang Gencar Bakar Uang)

Hurun mengatakan kepada AFP bahwa ini pertama kalinya bagi Tiongkok, memiliki unicorn lebih banyak ketimbang AS. Berdasarkan laporan perusahaan riset, Visual Capitalist, Negeri Tirai Bambu itu hanya memiliki 94 startup bervaluasi lebih dari US$ 1 miliar. Sedangkan AS mempunyai 156 per Mei lalu.

Perusahaan rintisan yang dikaji oleh Hurun rerata berdiri sejak tujuh tahun lalu. Hoogewerf mengatakan, lebih dari setengah di antaranya termasuk dalam lima industri yang dianggap mendisrupsi perekonomian dunia.

Ia menyebutkan, unicorn global paling banyak bergerak di bidang e-commerce dan fintech. Diikuti oleh komputasi awan (cloud),  kecerdasan bautan (artificial intelligence/AI), dan logistik.

Selain itu, beberapa unicorn merupakan unit bisnis suatu perusahaan. “Perusahaan-perusahaan Tiongkok yang paling sukses memintal unicorn, dengan 18 dari 20 di antaranya merupakan bisnis terpisah,” kata dia. Salah satu contohnya, Ant Financial atau Alipay yang terpisah dari Alibaba sejak 2014.

(Baca: Sistem Pembayaran Digital dan Fintech Berpotensi Tumbuh Pesat)

Reporter: Cindy Mutia Annur