Beli Saham Blue Bird, Gojek Perkuat Layanan Transportasi dan GoPay

Gojek
Ilustrasi, bos baru Gojek Kevin Aluwi (kiri) dan Andre Soelistyo (kanan).
Penulis: Desy Setyowati
21/2/2020, 19.24 WIB

Perusahaan operator taksi PT Blue Bird Tbk membenarkan Gojek membeli sebagian sahamnya pada pekan lalu (13/2). Startup penyedia layanan on-demand itu menilai, kerja sama ini akan memperkuat layanan transportasi dan pembayarannya, yakni GoPay.

Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengatakan, untuk menjadi penyedia layanan on-demand terbesar di Asia Tenggara, perusahaan butuh mitra yang kuat. “Yang memungkinkan kami meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” katanya dalam siaran pers, hari ini (21/2).

Kedua perusahaan sebenarnya sudah bekerja sama sejak 2017. layanan Blue Bird bisa dipesan lewat fitur GoBlueBird di aplikasi Gojek.

(Baca: Blue Bird Akui Sahamnya Dibeli Gojek)

Kini, Gojek memperluas cakupan kerja sama dengan Blue Bird. Layanan pembayarannya, GoPay menjadi salah satu metode pembayaran di aplikasi MyBluebird.

“Peningkatan kerja sama dengan Blue Bird merupakan bukti nyata untuk hal ini dan memungkinkan kami meningkatkan dua layanan utama di Indonesia, yaitu pembayaran dan transportasi,” kata Andre.

Terkait transportasi, Gojek memiliki beragam layanan seperti GoBlueBird, GoCar, dan GoRide. Belum lagi, salah satu decacorn Tanah Air ini menyediakan layanan pesan-antar makanan GoFood dan logistik GoSend mengandalkan mitra GoRide, juga GoBox.

Dari sisi pembayaran, GoPay sudah menggaet lebih dari 420 ribu mitra penjual per akhir tahun lalu. Lini bisnis teknologi finansial (fintech) pembayaran itu mulai menerapkan standardisasi kode Quick Response (QRIS), yang diimplementasikan juga di MyBluebird.

Di satu sisi, Blue Bird sebenarnya sudah bekerja sama dengan DANA dan LinkAja terkait pembayaran. (Baca: Aliansi Gojek dengan Blue Bird Berpeluang Kuasai Pasar Transportasi)

Analis Indo Premier Sekuritas menilai, Gojek bisa mengembangkan bisnis manajemen armada lewat Blue Bird. “Gojek dapat mengalokasikan sumber daya dan lebih fokus pada platform pembayaran digitalnya, GoPay," kata Analis Indo Premiere melalui situs resminya, Rabu (12/2) lalu.

Kolaborasi itu juga akan mempersempit potensi perang tarif antara Blue Bird dan Gojek. Bahkan, perusahaan taksi itu bisa mengganti skema tarif dengan argo menjadi tetap. “Internet of Things (IoT) dapat mengumpulkan lebih banyak data yang membantu mereka menjadi lebih efisien," kata Indo Premier Sekuritas.

Pengemudi Blue Bird juga bisa mendapat informasi terkait rute mana tercepat dari teknologi Gojek. (Baca: Tinggalkan Argo, Bluebird Siap Adopsi Skema Tarif Taksi Online)

Walaupun sebenarnya Blue Bird sudah mengembangkan teknologi untuk menerapkan skema tarif tetap (fixed rate) seperti taksi online. Skema tarif tetap sudah diuji coba di beberapa wilayah, salah satunya Palembang pada 2018 lalu.

Hal senada disampaikan oleh Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee. “Ketika ada kolaborasi antarpemain di pasar, tentu mengurangi persaingan. Tentu kinerja (perusahaan) meningkat," katanya kepada Katadata.co.id, Senin (17/2) lalu.

Ia juga sepakat bahwa kerja sama itu dapat mendorong efisiensi operasional kedua perusahaan. Gojek yang mengincar segmen generasi muda dan Blue Bird menggaet kelas menengah ke atas, maka keduanya akan memperkuat pasar.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menambahkan, kerja sama itu bakal meningkatkan penetrasi pasar. Belum lagi, bisnis transportasi dinilai prospektif tahun ini.

Hal itu karena pemerintah berfokus mengembangkan potensi ekonomi di daerah, termasuk pariwisata. “Kerja sama ini akan menguntungkan (keduanya),” kata Nafan.

(Baca: Gojek Dikabarkan Beli 4,3% Saham Blue Bird Senilai Rp 410 Miliar)