Airy Budget Travel Insight : Hotel Bujet Masih Diminati Wisatawan

Katadata
Penulis: Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
11/2/2020, 22.24 WIB

Jakarta, 11 Februari 2020 – Hotel ramah anggaran menjadi akomodasi yang diminati wisatawan (traveller) di Indonesia selama 2019. Keterjangkauan biaya menjadi alasan utama (54 persen), disusul  lokasi  strategis (41 persen), dan banyaknya program promosi (39 persen). Airy, perusahaan Accommodation Network Operator (ANO) nomor satu di Indonesia, menyampaikan temuan tersebut melalui laporan terbarunya, “Airy Budget Travel Insight 2020” – yang mengungkap kebiasaan bepergian masyarakat Indonesia dan penggunaan akomodasi (hotel) bujet.

Berkolaborasi dengan YouGov Research, studi Airy juga mengungkap bahwa sebelum memilih hotel, traveller Indonesia mempertimbangkan standar kebersihan (39 persen) serta kenyamanan kamar (36 persen).

Ika Paramita, VP Marketing Airy mengatakan, aktivitas bepergian masyarakat Indonesia terus tumbuh,   berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan akomodasi. Dengan keterjangkauan harga menjadi faktor kunci dalam menentukan properti inap, Airy melihat  traveller Indonesia tergolong bijak. Terlebih, meski dengan anggaran terbatas, mereka memberi porsi  cukup besar pada faktor lokasi, standar kebersihan, dan kenyamanan kamar.

“Airy optimistis bahwa bisnis hospitality khususnya ranah hotel bujet di Indonesia masih sangat potensial,” papar Ika.

Menguatkan studi ini, riset internal Airy juga mendapati  market Indonesia bersedia mengeluarkan rata-rata biaya akomodasi sebesar Rp100.000 hingga Rp300.000 per malam. Airy sebagai pelopor penyedia akomodasi ramah anggaran siap menjawab kebutuhan segmen ini dengan menghadirkan lebih dari 2.000 properti dan 30.000 kamar  di lebih dari 100 kota di Indonesia. Dengan harga terjangkau, tanpa mengorbankan kenyamanan tinggal para penggunanya, Airy tegas menetapkan standar jaminan kenyamanan. Setiap kamar Airy menyediakan setidaknya tujuh fasilitas yaitu air conditioner, televisi, tempat tidur bersih, air minum, makanan ringan, perlengkapan dasar mandi, dan air panas. Beberapa inovasi juga sukses dirilis, antara lain Airy Business – solusi manajemen dinas digital bagi pengguna perusahaan, Airy Syariah – akomodasi berkonsep Muslim-friendly, dan Airy Aura – anjungan check-in mandiri yang ramah pengguna. 

Selain bahasan alasan pemilihan budget accommodation, “Airy Budget Travel Insight 2020” mendapati beberapa poin menarik.

 Perjalanan Didominasi oleh Leisure Trip, Family Trip dan Business Trip

Sepanjang 2019, mayoritas perjalanan ramah anggaran di Indonesia, sekitar 87 persen  untuk memenuhi kebutuhan relaksasi diri (leisure trip). Disusul berwisata bersama keluarga trip (70 persen), dan bepergian untuk urusan pekerjaan (48 persen).

Backpacking Masih Menarik bagi Milenial

Sebanyak 30 persen wisatawan milenial masih gemar backpacking trip. Ini sesuai dengan karakter mereka yang adventurous, dan cenderung menjadikan kegiatan traveling  untuk menghilangkan stres. Selain itu, staycation makin dilirik.  Para milenial yang saat ini berada di posisi manajerial, tekanan profesi bisa mempengaruhi kepenatan. Menginap singkat di tengah kota dirasa membantu mereka rileks. Ini tampak dari sekitar 20 persen milenial yang meminati eskapisme akhir pekan/weekend getaway.    

3 Tipe Traveller Indonesia: Cermat, Terjadwal, Spontan

Airy mengelompokkan gaya berlibur masyarakat Indonesia  dalam tiga tipe. Pertama, wisatawan cermat/meticulous traveller - dengan ciri utama  memesan tiket pesawat empat minggu (bahkan lebih) dari tanggal keberangkatan, dan reservasi kamar hotel 3-4 minggu sebelumnya. Tipe ini bersedia   membandingkan harga kamar dan hotel secara detail demi menemukan harga terbaik, bahkan rela menunggu promosi. Mereka juga sudah menyusun rencana perjalanan liburan secara komplet. Meticulous traveller biasanya  memprioritaskan waktu berwisata bersama keluarga.

Kedua, wisatawan terjadwal/scheduled traveller; membuat perencanaan perjalanan 1-2 pekan sebelum bepergian.  Tipe ini  mengutamakan reservasi akomodasi terlebih dahulu, baru  memilih moda transportasi. Sedangkan untuk periode bepergian yang panjang, mereka mengutamakan moda transportasinya dulu, lalu hotel. Dari segi komposisi, traveller tipe ini terdiri atas 60 persen laki-laki dan 40 persen perempuan, dan  berwisata bersama teman.

 

Ketiga, wisatawan spontan/spontaneous traveller (mayoritas pria, 70 persen) – yang seringkali bepergian tanpa ada perencanaan khusus.  Terkesan impulsif bergantung pada momen dan lingkungan di sekitar mereka. Tipe ini biasanya memesan akomodasi inap sehari sebelum keberangkatan, dan tidak memiliki rancangan perjalanan sama sekali. Spontaneous traveller cenderung memilih staycation dan bepergian sendiri.

 

2020, Slow Travelling Mulai Populer

Menyorot tren bepergian 2020, Airy memprediksi bahwa traveller Indonesia bersedia menghabiskan waktu bepergian yang lebih panjang, atau slow traveller. “Masyarakat Indonesia menyadari bahwa travelling bukan lagi untuk memenuhi bucket list berwisata saja. Namun, lebih dari itu, menjadi momen penyegaran diri dan quality time bersama orang-orang terdekat,” terang Ika. Mereka, jelas Ika, meminati destinasi wisata yang lebih sepi, ingin mengeksplorasi tempat-tempat yang tidak banyak diketahui publik. Itu sebab, aktivitas road trip  akan tumbuh, dan kereta akan menjadi moda yang makin banyak dipilih untuk berwisata khususnya di Pulau Jawa. Ini senada dengan temuan Booking.com, bahwa 51 persen traveller mengaku mau berganti tujuan wisatanya ke lokasi yang lebih tidak terkenal

Reporter: Tim Publikasi Katadata