WhatsApp berhasil meraih pertumbuhan pengguna yang cukup pesat meski sejumlah kalangan termasuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengkritisi keamanannya. Hingga tahun lalu, jumlah penggunanya mencapai 2 miliar, tumbuh dari tahun sebelumnya sebanyak 1,5 miliar pengguna.
Seperti dilansir TechCrunch, WhatsApp menjadi aplikasi kedua yang berhasil meraih jumlah pengguna 2 miliar setelah Facebook pada 2017. Penyedian pesan instan milik Facebook itu menyebut pencapaiannya itu tidak terlepas dari komitmen perusahaan untuk menyediakan enkripsi pesan penggunanya.
"Enkripsi yang kuat bertindak seperti kunci digital yang tidak dapat dipecahkan yang menjaga informasi yang Anda kirim melalui WhatsApp aman, membantu melindungi Anda dari peretas dan penjahat," kata WhatsApp di lamannya seperti dilansir TechCrunch pada Rabu (11/2).
Penerapan enkripsi pesan pengguna WhatsApp merupakan tekanan dari otoritas sejumlah negara seperti India, Australia, dan Amerika Serikat. India kebetulan merupakan pasar terbesar WhatsApp dengan 400 juta pengguna.
Meski demikian, keamanana WhatsApp tak lepas dari kritik berbagai pihak. Para pejabat Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bahkan diminta tidak menggunakan aplikasi tersebut.
(Baca: BI Tegaskan Wechat Pay dan Alipay Wajib Gunakan Rupiah dan QRIS)
Hal itu bermula dari peretasan telepon CEO Amazon Jeff Bezos oleh Arab Saudi. Para ahli PBB mendapat informasi terkait kemungkinan keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dalam dugaan serangan siber ke ponsel Jeff Bezos.
Dalam laporan forensik FTI Consulting yang berbasis di Washington, para ahli PBB itu menuduh iPhone Bezos dibajak lewat file video yang memuat perangkat lunak berbahaya. File itu dikirim melalui akun WhatsApp yang digunakan oleh Mohammed bin Salman.
Namun, Juru bicara PBB Farhan Haq tidak secara spesifik menjawab apakah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sudah berkomunikasi dengan putra mahkota Saudi atau pemimpin dunia lainnya terkait dugaan tersebut. “Para pejabat senior di PBB telah diperintahkan untuk tidak menggunakan WhatsApp, (sebab) itu tidak didukung sebagai mekanisme yang aman,” katanya dikutip dari Reuters, beberapa waktu lalu (24/1).
(Baca: Dinilai Monopoli Medsos, Elon Musk hingga Selena Gomez Sindir Facebook)
Dikutip dari Livemint, bos Tesla Elon Musk juga pernah menyindir WhatsApp karena masalah keamanan. Dalam sebuah cuitannya di Twitter, Musk menunjukkan berbagai emoji 'lengan mekanik' yang mewakili masing-masing perusahaan teknologi mulai dari Apple, Google, Microsoft, Samsung dan WhatsApp. Emoji yang terakhir mewakili WhatsApp. "Emoji baru! Yang terakhir hadir dengan hack telepon gratis," ujar Musk di akun Twitter miliknya.
WhatsApp didirikan 11 tahun lalu. Aplikasi ini kemudian dijual ke Facebook seharga US$ 19 miliar atau Rp 259 triliun pada 2014 dan membuat Facebook semakin menguasai industri media sosial dunia.
Facebook mencatat total ada 2,89 miliar pengguna bulanan yang aktif menggunakan media sosial di bawah naungannya, mulai dari Facebook, Messenger, Instagram dan WhatsApp. Jumlahnya naik 9% dari tahun ke tahun.