Sebut Corona “Virus Tiongkok”, Cuitan Trump Banjir Kritikan Warganet

ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barri
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengadakan konferensi pers mengenai wabah virus korona di Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Rabu (26/2/2020).
Penulis: Desy Setyowati
18/3/2020, 15.53 WIB

WHO menyebut virus corona covid-19 supaya tidak merujuk pada siapa pun, tempat ataupun hewan guna menghindari stigma. Namun, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut virus itu “virus Tiongkok” melalui akun Twitter-nya, sehingga menuai kritikan warganet.

Trump menyampaikan, pemerintah akan mendukung industri-industri yang terdampak pandemi corona. “Seperti maskapai penerbangan dan lainnya, yang secara khusus terpengaruh virus Tiongkok. Kami akan lebih kuat dari sebelumnya!" tulis Trump melalui akun Twitter-nya @realDonaldTrump, Selasa (17/3) waktu setempat.

Cuitan itu mendapat respons negatif warganet. “Saya kira dia tidak tahu wypipo (white people) memberi kami cacar, wabah pes, cacar air, kolera, flu, difteri, influenza, malaria, campak, demam berdarah, penyakit menular seksual, tipus, tifus, tuberkulosis, dan pertussis,” kata seorang uskup di ASTalbert Swan melalui akun Twitter-nya @TalbertSwan.

(Baca: Korban Meninggal 1.110 Orang, Virus Corona Punya Nama Baru Covid-19)

Talbert menilai, semestinya tidak ada lagi rasis di tengah mewabahnya virus corona. “46-1 menyebut virus corona dengan virus Tiongkok,” kata dia.

Warganet lainnya, Hussein mengomentari cuitan Trump bahwa virus tidak memiliki kewarganegaraan. Warganet lainnya juga menilai Trump rasis.

Dikutip dari BBC, pemerintah Tiongkok menyesalkan cuitan Trump tersebut. Juru bicara kementerian luar negeri Geng Shuang memperingatkan AS untuk mengurus bisnisnya sendiri sebelum menstigmakan Negeri Panda.

"Kami mendesak AS untuk memperbaiki kesalahannya dan menghentikan tuduhannya yang tidak berdasar terhadap Tiongkok," kata Geng Shuang dikutip dari BBC.

Kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua mengatakan kata yang digunakan Trump termasuk rasis dan xenophobia. (Baca: Tiongkok Sebut Obat Merek Avigan Buatan Fujifilm Efektif Atasi Corona)

Kasus pertama covid-19 memang tercatat di kota Wuhan, Tiongkok pada akhir tahun lalu. Namun, juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok menyampaikan teori konspirasi yang menuduh Angkatan Darat AS membawa virus corona ke wilayah tersebut.

Tuduhan itu membuat Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo geram dan menuntut Tiongkok untuk berhenti menyebarkan hoaks.

Pada Februari lalu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan bahwa nama covid-19 dipilih supaya tidak menimbulkan stigma. Ia menegaskan, virus corona merupakan musuh publik.

"Harus menemukan nama yang tidak merujuk ke lokasi geografis, hewan, individu atau kelompok orang, dan yang juga dapat diucapkan dan terkait dengan penyakit ini," kata Ghebreyesus melalui Twitter dikutip dari New York Times, bulan lalu (12/2).

(Baca: Warga AS Bakal Dapat Bantuan Rp 15 Juta untuk Hadapi Pandemi Corona)