Apple dan Google Buat Software untuk Lacak Pasien Corona

ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Ilustrasi, dua orang membuka laman Google dan aplikasi Facebook melalui gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019).
12/4/2020, 13.38 WIB

Apple dan Google berkolaborasi membuat perangkat lunak (software) untuk melacak orang-orang yang sempat kontak dengan pasien positif virus corona. Hal ini untuk menekan penyebaran pandemi corona.

Kedua perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu berencana merilis software ini pada pertengahan Mei. Keduanya memastikan, pengembangan perangkat lunak ini disetujui oleh otoritas kesehatan. 

Dikutip dari Reuters, pengembangan perangkat lunak tersebut dilakukan sejak dua minggu lalu. Kedua perusahaan juga sudah merampingkan perbedaan teknis antara perangkat iPhone milik Apple dan Android kepunyaan Google.

Nantinya, ponsel pengguna yang dilengkapi dengan perangkat lunak tersebut akan memancarkan sinyal Bluetooth unik. Ponsel dalam jarak enam kaki atau dua meter dapat merekam informasi anonim tentang pertemuan pengguna dengan pengguna lain.

(Baca: Kominfo Pantau Pasien Covid-19 Lewat 2 Aplikasi, Langgar Aturan Data?)

Pasien positif corona dapat memilih daftar telepon terenkripsi dan mengirimnya ke Apple dan Google. Dengan begitu, pengguna yang sempat kontak dengan pasien akan mendapat peringatan terkait potensi terpapar Covid-19.

Dengan begitu, pengguna yang bersangkutan bisa mencari informasi lebih lanjut terkait risiko terinfeksi virus corona. Selain itu, otoritas kesehatan masyarakat harus memastikan bahwa seseorang yang dimaksud positif Covid-19, sebelum mengirimkan datanya.

Apple dan Google mengatakan, catatan (log) pengguna akan diacak untuk menjaga anonim data individu yang terinfeksi. Selain itu, sistem pelacakan kontak tidak akan melacak lokasi GPS.

(Baca: Peneliti AS Kembangkan Aplikasi Pendeteksi Corona Lewat Analisis Suara)

Berbagai aplikasi pelacak virus corona seperti Private Kit dan CoEpi telah menghubungi Apple dan Google untuk meminta bantuan mereka bulan lalu. Pengembang utama CoEpi Dana Lewis mengatakan, dengan software kedua perusahaan ini dapat menangani masalah privasi.

Sedangkan aplikasi yang dikembangkan CoEpi dapat berfokus pada pengembangan antarmuka (interface) sederhana untuk pengguna dan petugas kesehatan.

Namun, Apple dan Google berencana untuk merilis pembaruan software tersebut dalam beberapa bulan ke depan. Karena itu, keduanya tidak berencana mengembangkan aplikasi terpisah untuk melacak kontak pasien Covid-19.

Google mengatakan alat dan pembaruan tidak akan tersedia apabila layanannya diblokir. Sedangkan Apple tengah mengkaji pembaruan aplikasi ini pada sistem operasi (OS) iPhone-nya.

"Ini sangat menarik, tetapi banyak orang khawatir tentang hal itu dalam hal kebebasan seseorang. Kami akan melihat itu, " ujar Presiden AS Donald Trump dikutip dari Reuters, kemarin (11/4).

(Baca: Pemerintah Lacak Pasien Corona Lewat Aplikasi Ukur Suhu Tubuh)

Para pakar kesehatan mengatakan, software Apple dan Google itu memungkinkan individu yang berpotensi terinfeksi Covid-19 untuk sesegera mungkin memeriksakan diri. Dengan begitu, bisa meminimalkan penyebaran pandemi corona.

"Dengan Apple dan Google, Anda mendapatkan semua fungsi kesehatan masyarakat yang Anda butuhkan dengan aplikasi terdesentralisasi dan ramah privasi," ujar dosen hukum University College London Michael Veale.

Penasihat pengawasan dan keamanan dunia maya American Civil Liberties Union Jennifer Granick mengatakan, kedua perusahaan menyiapkan perlindungan data pribadi pengguna dalam aplikasi tersebut. Salah satunya fitur penelusuran kontrak tidak bisa digunakan di luar pandemi.

"Apple dan Google telah mengumumkan pendekatan yang tampaknya mengurangi risiko privasi dan sentralisasi terburuk," ujar Jennifer. (Baca: Kominfo Pakai Aplikasi untuk Pantau Pasien Corona Selama 2 Pekan)

Reporter: Cindy Mutia Annur