Gaet Gojek dan Grab, Transaksi Harbolnas Bisa Tembus Rp 7,8 Triliun

ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi belanja online. Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menargetkan transaksi pada penyelenggaraan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) tahun ini mencapai Rp 7,8 triliun.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Agustiyanti
7/11/2019, 14.49 WIB

Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menargetkan transaksi pada penyelenggaraan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) tahun ini mencapai Rp 7,8 triliun. Target tersebut naik Rp 1 triliun dibandingkan dengan realisasi  transaksi Harbolnas tahun lalu sebesar Rp 6,8 triliun.

Ketua Umum idEA Ignatius Untung  menargetkan, jumlah transaksi pada dua hari penyelenggaraan, yaitu 11 dan 12 Desember 2019, meningkat 8 kali lipat dari hari biasa. Tahun lalu, jumlah transkasi saat Harbolnas meningkat 6 kali lipat.

Ia optimis target-target transaksi tersebut bisa tercapai seiring jumlah peserta yang bertambah. "Jumlah transaksi pasti naik karena peserta bertambah terus," katanya dalam sesi konferensi pers di Jakarta, Kamis (7/11).

Tahun ini, menurut dia, jumlah peserta yang mengikuti Harbolnas diperkirakan mencapai 300 peserta, bertambah dibanding tahun lalu sebanyak 254 peserta. Hingga saat ini, jumlah peserta yang telah mendaftar untuk mengikuti Harbolnas tercatat 170 peserta.

Platform yang hadir pada Harbolnas tahun ini menjajakan banyak produk mulai dari kecantikan, fesyen, kesehatan, otomotif, perangkat keras, kebutuhan rumah tangga, elektronik dan lainnya. Beberapa di antaranya yang sudah mengkonfirmasi keikutsertaannya di Harbolnas tahun ini, yakni Buka Lapak, Lazada, Elevania, Zalora,  dan MAP.

Di antaranya merupakan e-commerce  dengan pengunjung terbesar seperti terlihat dalam databooks di bawah ini. 

Untung menjelaskan, skema Harbolnas tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Pada hari pertama, yakni  11 Desember, para peserta akan mengeluarkan promo produk-produk dalam negeri. Namun, tahun ini bakal ditambah dengan produk-produk hasil alam lokal.

"Kami berharap platform yang memasarkan hasil alam juga bisa bergabung dengan Harbolnas kali ini. Produk-produknya bisa seperti pertanian, hasil laut, dan lainnya," jelas Untung.

Dia mengatakan, produk lokal yang mendapatkan jatah promosi di Harbolnas, tidak melulu terkait kerajinan tangan atau sejenisnya. Banyak barang yang berhubungan dengan gaya hidup lainnya, termasuk produk elektronik buatan dalam negeri.

"Untuk itu kami akan mengulang kesuksesan Harbolnas 2018 dengan menambah satu hari, yakni 11 Desember 2019, khusus untuk promo terbaik produk lokal," katanya.

Pada hari berikutnya atau 12 Desember, baru lah semua produk bisa melakukan promosi, baik produk lokal maupun yang dari luar negeri.

(Baca: Usung Konsep Shoppertainment, Pesanan di Lazada Naik 128%)

Berkaca dari tahun lalu, promo diskon yang diberikan oleh peserta Harbolnas bisa mencapai 90%. Meski begitu, diskon yang diberikan tergantung dari masing-masing peserta. Namun tahun lalu, para peserta memberikan rata-rata memberikan diskon minimal sebesar 35%.

Meski begitu, Untung berharap tidak ada peserta yang berpikiran jangka pendek dengan memberikan diskon palsu seperti kerap ditemui pada penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya. Diskon palsu yang dimaksud Untung yaitu menggelembungkan harga untuk memberikan diskon yang besar-besaran.

"Kami melihat, kalau ini dilakukan terus, nama industri bisa hancur. Industri ini masih muda, jangan sampai kepercaayaan konsumen dikorbankan," kata Untung.

(Baca: Menakar Peluang Konsolidasi di Antara GoPay, DANA, OVO, dan LinkAja)

Ajak Gojek dan Grab Ikut Harbolnas

Untung menambahkan, pihaknya juga ingin membuat Harbolnas tahun ini tidak hanya sebagai ajang promosi untuk peserta-peserta e-commerce saja, malainkan juga pelaku di industri digital yang menawarkan layanan jasa. Untuk itu, 

"Kami sedang mengajak Gojek dan Grab untuk ikut dalam Harbolnas," kata Untung.

Dia mengatakan, dengan platform-platform yang bergerak di industri penyedia jasa untuk ikut dalam Harbolnas, bisa menawarkan promosi diskon untuk pemanfaatan jasanya. Tidak hanya itu, dia menilai sektor lain seperti penjualan tidak perjalanan, juga bisa ikut Harbolnas.

"Yang penting melakukan promosi melalui media digital, sehingga semua produk dan layanan bisa ikut Harbolnas," kata Untung. "Tapi yang sektor jasa, belum ada pemain besar yang masuk. Tapi, kami sedang tek-tokan komunikasi dengan mereka," katanya.

Reporter: Ihya Ulum Aldin