Corona Gerus Impor dari Tiongkok 90%, Shopee & Blibli Lihat Peluang

ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi, warga memilih barang-barang belanjaan yang dijual secara daring di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
18/2/2020, 12.08 WIB

Virus corona berdampak terhadap perdagangan Tiongkok. Asosiasi Logistik Indonesia mencatat, impor produk Tiongkok melalui jalur udara turun 90%. Perusahaan e-commerce seperti Shopee dan Blibli pun merespons penurunan tersebut.

Ketua Asosiasi Logistik Zaldy Ilham Masita mengatakan, penurunan impor produk Tiongkok terjadi karena penerbangan dari Negeri Panda disetop. Langkah itu bertujuan meminimalkan penyebaran virus corona.

“Impor barang melalui laut belum aktif, karena libur imlek yang diperpanjang dan masih banyak pabrik yang belum beroperasi,” kata Zaldy kepada Katadata.co.id, Senin (17/2).

SVP Merchant Sales, Operation and Development Blibli.com Geoffrey L Darmawan mengatakan, penurunan impor produk Tiongkok tidak berdampak terhadap operasional perusahaan. “Khususnya dari sisi transaksi,” kata dia.

(Baca: Mentan Sebut Ekspor Sawit Bulan Ini Anjlok Karena Virus Corona)

Situasi seperti sekarang ini, menurutnya bisa dimanfaatkan oleh penjual dan produsen lokal untuk meningkatkan transaksi. “Ini peluang untuk mendorong konsumsi produk lokal karena berkurangnya volume impor,” kata Geoffrey.

Blibli menggaet lebih dari 75 ribu mitra penjual dan 50 ribu lebih pemegang merek (brand) saat ini. Karena itu, ia mengklaim bahwa penurunan impor dari Tiongkok efek virus corona tidak berdampak terhadap platform-nya.

Public Relations Lead Shopee Aditya Maulana Noverdi enggan berkomentar perihal porsi produk impor yang dijual di platform, khususnya asal Tiongkok. “Tetapi, data internal, impor di Shopee sangat kecil persentasenya jika dibandingkan dengan barang-barang UMKM yang terjual,” katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (18/2).

(Baca: Ekspor Merosot, Mendag Tuding Biang Keladinya Wabah Corona Tiongkok)

Katadata.co.id juga sudah menghubungi Lazada. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi.

Sedangkan Bukalapak menyatakan bahwa seluruh pelapaknya berdomisili di Indonesia. Karena itu, wabah virus corona tidak berdampak terhadap penjualan di platform-nya.

Begitu juga dengan Tokopedia mengklaim 100% penjual dan konsumennya berada di dalam negeri. (Baca: Lawan Dampak Ekonomi Corona, Pemerintah Akan Gelar Hari Belanja Online)

Secara keseluruhan, pemerintah memang melarang impor hewan hidup dari Tiongkok mulai bulan ini. Binatang yang importasinya dihentikan terdiri dari 53 pos tarif barang seperti kuda, keledai, bagal, dan hinnie hidup (sejenis lembu), babi, biri-biri dan kambing, hidup.

Kemudian golongan unggas hidup seperti ayam dari spesies gallus domesticus, bebek, angsa, kalkun dan ayam guinea serta binatang hidup lainnya yang menyusui juga dilarang masuk.

Selain itu, binatang hidup yang ada pada komedi putar, ayunan, galeri tembak dan permainan taman hiburan lainnya dilarang. Begitu juga dengan binatang hidup pada sirkus keliling dan travelling menagerie serta teater keliling.

Meski baru berlaku bulan ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor dari Tiongkok anjlok 80,4% dari US$ 89.757 pada Desember 2019 menjadi US$ 17.571 pada Januari 2020.

"Namun jika ingin dikatakan terkait virus corona, tidak bisa dibilang ini secara menyeluruh pada Januari. Mungkin hanya minggu terakhir saja," kata Kepala BPS Suhariyanto saat Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, kemarin (17/2).

(Baca: Batas Bea Impor Diubah, Asosiasi E-Commerce: Dampak ke Transaksi Kecil)

Reporter: Cindy Mutia Annur