Pelni Setop Penjualan Tiket Penumpang Karena Pelarangan Mudik Lebaran

ANTARA FOTO/Moch Asim
Ilustrasi, penumpang turun dari Kapal Pelni KM Labobar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (11/6/2019). Pelni menghentikan sementara penjualan tiket penumpang karena larangan mudik Lebaran.
24/4/2020, 15.21 WIB

PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni menghentikan penjualan tiket penumpang hingga 8 Juni 2020. Kebijakan tersebut diambil setelah pemerintah melarang mudik Lebaran pada tahun ini.

Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero), Yahya Kuncoro, mengatakan perusahaan tetap beroperasi selama masa pelarangan tersebut. Operasional dikhususkan untuk mengangkut muatan logistik.

“Manajemen akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan selaku regulator untuk mengatur pola trayek agar dapat berjalan secara maksimal," ujar Yahya dalam siaran pers, Jumat (24/4).

Meski begitu, Pelni tetap mengoperasikan kapal perintis guna mengakomodir kebutuhan transportasi masyarakat di wilayah terdepan, terpencil dan terluar (T3P). Hal itu untuk membantu masyarakat T3P memenuhi kebutuhan pokok ataupun bekerja.

Yahya mengatakan pihaknya akan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan memeriksa kesehatan seluruh kru yang bertugas. Dengan begitu, semua kru dipastikan bertugas dalam keadaan sehat dan memenuhi standar untuk berlayar.

Pelni melayani 45 trayek kapal perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di daerah T3P. Kapal perintis itu menyinggahi 275 pelabuhan dengan 3.739 ruas.

(Baca: Erick Thohir Tunjuk Dua Direksi Baru Pelni)

Lebih lanjut, Yahya menambahkan, sekitar 50 persen kapal penumpang Pelni bakal difokuskan untuk mengangkut logistik. Kapal tersebut memiliki ruang yang dapat dimaksimalkan untuk mengangkut muatan kontainer, baik itu dry maupun reefer container, dan general cargo. Bahkan beberapa kapal mampu mengangkut kendaraan. 

"Pelni berkomitmen membantu pemenuhan kebutuhan logistik di seluruh wilayah di Indonesia, terutama Indonesia Timur sehingga dapat menjaga stabilitas kebutuhan barang di Indonesia," jelasnya.

Ia menyebut beberapa kapal telah dijadwalkan beroperasional, diantaranya KM Sinabung akan berlayar pada 24 April 2020 dari Tanjung Priok dengan rute Tanjung Priok-Kijang-Batam-Belawan (PP) menggantikan rute yang dioperasikan KM Kelud.

KM Gunung Dempo akan beroperasi pada 24 April 2020 dengan rute Tanjung Priok-Surabaya-Makassar-Ambon-Sorong-Jayapura-Sorong-Makassar-Surabaya-Tanjung Priok dan omisi Manokwari, Nabire, Wasior serta deviasi di Ambon.

KM Labobar dijadwalkan berangkat dari Pelabuhan Surabaya pada 27 April 2020 dengan rute Surabaya-Makassar-ParePare-Balikpapan-Tarakan-Nunukan-Pantoloan-Balikpapan-ParePare-Makassar-Surabaya.

KM Ciremai akan berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok pada 29 April 2020 dengan rute Tanjung Priok-Surabaya-Makassar-BauBau-Sorong-Biak-Jayapura-Biak-Sorong-Namlea-BauBau-Makassar-Surabaya-Tanjung Priok. Kapal omisi Manokwari dan deviasi di Namlea.

KM Dobonsolo akan berangkat pada 4 Mei 2020 dengan rute Tanjung Priok-Surabaya-Makassar-BauBau-Ambon-Sorong-Serui-Jayapura-Sorong-Ambon-BauBau-Makassar-Surabaya-Tanjung Priok.

KM Nggapulu dijadwalkan berangkat melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada 6 Mei 2020 dengan rute Tanjung Priok-Surabaya-Makassar-BauBau-Ambon-Tual-Dobo (PP). Kapal omisi di Banda, Kaimana dan Fak-Fak.

BUMN yang bergerak pada bidang transportasi laut itu telah mengoperasikan 26 kapal penumpang. Totalnya ada 83 pelabuhan yang disinggahi dan melayani 1.100 ruas.

(Baca: Gedung Kantor Terbakar, Pelni Pastikan Penjualan Tiket Tak Terganggu)

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah