Demi Perbaiki Kinerja, Kimia Farma Pangkas Belanja Modal Rp 547 Miliar

ANTARA FOTO/Muhammad Arif pribadi/ama.
Salah satu gerai apotek Kimia Farma di Padang, Sumatera Barat. Untuk meningkatkan kinerjanya di saat pandemi corona, Kimia Farma memangkas belanja modal dan tingkatkan efisiensi.
21/4/2020, 17.18 WIB

Dalam rangka memperbaiki kinerja di tengah pandemi corona tahun ini, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) berencana memangkas alokasi belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun ini, serta meningkatkan efisiensi biaya.

Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengungkapkan bahwa perusahaan akan memangkas belanja modal sebesar Rp 547 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp 1,98 triliun menjadi Rp 1,44 triliun.

“Strategi tahun ini, kami kurangi capex, yang tadinya Rp 1,9 triiun turun Rp 547 miliar,” kata Verdi saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI melalui konferensi video, Selasa (21/4).

Verdi menambahkan, perusahaan juga akan menguranig pinjaman berbunga secara bertahap seiring dengan penurunan belanja modal. Perusahaan menargetkan jumlah pinjaman berbunga tahun ini akan turun Rp 837 miliar, menjadi Rp 7,42 triliun.

(Baca: Kimia Farma Distribusikan 13 juta Obat Klorokuin untuk Pasien Covid-19)

Selanjutnya, perusahaan juga akan berupaya meningkatkan efisiensi dengan memangkas beban usaha. Verdi menyebutkan bahwa beban usaha ditargetkan dapat diturunkan Rp 208 miliar, menjadi Rp 3,55 triliun dari sebelumnya Rp 3,76 triliun.

Verdi menjelaskan, sejak 2017-2019 belanja modal perusahaan selalu meningkat. Total selama periode tersebut Kimia Farma telah menggelontorkan dana untuk belanja modal sebesar Rp 4,8 triliun. Rinciannya, pada 2017 sebesar Rp 788 miliar, naik menjadi Rp 1,35 triliun pada 2018, dan naik lagi menjadi Rp 2,53 triliun pada 2019.

Dia menjelaskan bahwa belanja modal perusahaan pada periode 2017 hingga 2019 fokus untuk investasi. Misalnya, untuk memfasilitasi pembangunan pabrik Banjaran, di Jawa Barat. Sebab, pabrik Banjaran harus didirikan karena harus mengikuti regulasi yang ada di industri farmasi.

“Rencananya memindahkan pabrik yang ada di Kota Bandung, di Jalan Padjajaran Ciamphelas, Bandung pindah ke Banjaran. Lalu memindahkan pabrik di Medan ke Banjaran. Sehingga nantinya, kita bisa terintegrasi satu pabrikan, jadi efisien,” jelasnya.

(Baca: Kimia Farma Distribusikan 13 juta Obat Klorokuin untuk Pasien Covid-19)

Selain itu, Kimia Farma juga membangun pabrik di Cikarang, Jawa Barat, dengan mengandeng perusahaa farmasi asal Korea Selatan. Tak hanya itu, pada 2018 perusahaan bekerja sama dengan perusahaan asal Arab Saudi untuk membuka jaringan toko retailnya di sana dengan nama Kimia Farma Dhawa.

Total, ada 41 toko retail Kimia Farma Dhawa di kota Mekkah dan Madinah. “Pada 2019 juga kami mengakuisisi Pharos serta membangun fasilitas injection yang ada di plan Pulo Gadung, Jakarta Timur,” jelasnya.

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah