Nielsen: Iklan Politik Mendominasi Belanja Iklan di Kuartal I 2019

KATADATA/DWI HADYA JAYANI
Executive Director Media Business Nielsen Indonesia Hellen Katherina menjelaskan, iklan kategori pemerintahan dan organisasi politik mendominasi belanja iklan di media massa pada kuartal I 2019 dengan nilai Rp 2 triliun.
Penulis: Dwi Hadya Jayani
30/4/2019, 19.46 WIB

Tahun pemilihan umum (Pemilu) membawa pergeseran tren beriklan di sejumlah media di Indonesia. Iklan kategori pemerintahan dan organisasi politik mendominasi belanja iklan di media massa pada kuartal I 2019 dengan nilai Rp 2 triliun.

Data Nielsen Advertising Intelligence (Ad Intel) menunjukkan, pertumbuhan iklan kategori pemerintahan dan organisasi politik mencapai 11% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Media massa yang disurvei oleh Nielsen mencakup 15 stasiun televisi nasional, 98 surat kabar, serta 65 majalah/tabloid.

Executive Director Media Business Nielsen Indonesia Hellen Katherina mengatakan, iklan kategori layanan digital menempati posisi kedua dengan belanja iklan Rp 1,9 triliun. Iklan kategori layanan digital ini turun 4% dibandingkan kuartal I 2018.

Sementara itu, iklan kategori produk perawatan rambut (hair care) di posisi ketiga dengan nilai belanja iklan Rp 1,8 triliun. Angka belanja iklan produk perawatan rambut ini turun 3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Selama masa kampanye Pemilu pada 24 Maret-13 April 2019 terdapat peningkatan belanja iklan sebesar Rp 500 miliar. Kategori pemerintahan dan organisasi politik mendominasi sebesar 12%.

Dari total belanja iklan pemerintahan dan organisasi politik, kontributor terbesarnya adalah iklan pasangan calon presiden dan wakil presiden sebesar Rp 206,6 miliar atau 20%. Posisi kedua disumbangkan oleh iklan Komisi Pemilihan Umum (KPU) senilai Rp 93,2 miliar dan calon anggota legislatif (caleg) sebesar Rp 92 miliar.

Iklan partai politik menempati posisi keempat dalam kategori iklan pemerintahan dan organisasi politik. Berdasarkan data Nielsen, lima partai yang menduduki peringkat teratas adalah Perindo sebesar 60,7%, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebesar 51,5%, Hanura sebesar 48,5%, Golkar sebesar 47,9%, dan Nasdem 42,2%.

(Baca: Iklan TV Tak Lagi Mampu Mendongkrak Suara Parpol di Pemilu)

Belanja Iklan Non-politik Juga Tumbuh

Di luar kategori iklan pemerintahan dan organisasi politik, belanja iklan produk produk kosmetik dan minuman masing-masing berkontribusi 16% terhadap total belanja iklan. Kategori produk makanan menyumbang 14%, telekomunikasi dan farmasi sebesar 9%, dan iklan rokok sebesar 5% dari total belanja iklan.

Secara umum, belanja iklan kuartal I 2019 relatif stabil dengan pertumbuhan 4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Belanja iklan di televisi mendominasi dengan total belanja iklan sebesar Rp 30,9 triliun, meningkat 8% dibandingkan periode yang sama 2018.

Produk yang menjadi penyumbang iklan terbesar di televisi adalah Mie Sedaap, Counterpain, GG Move, Indomie, dan Clear Anti Ketombe. Selain itu, Vivo, Luwak White Koffie Premium, Shopee.co.id, Torabika Capuccino, dan Sensodyne Rapid Relief juga berkontribusi. Adapun media cetak menjadi garda terdepan dalam menyosialisasikan iklan dari pemerintah.

(Baca: Tumbuh 13%, Belanja Iklan Televisi Tembus Rp 110 Triliun Tahun 2018)

Reporter: Dwi Hadya Jayani