Ada Holding BUMN Farmasi, Bagaimana Nasib Kimia Farma dan Indofarma?

KATADATA
Ilustrasi obat. Holding BUMN farmasi terbentuk bagaiman nasib Kimia Farma dan Indofarma?
22/10/2019, 18.00 WIB

Holding farmasi milik Badan Usaha Milik Negar (BUMN) dinilai berdampak positif terhadap kinerja PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF). Sebab, kedua perusahaan itu memiliki pasar bisnis yang berbeda.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, perbedaan bisnis KAEF dan INAF bisa memperluas pangsa pasar holding BUMN farmasi. "Ini menjadi hal yang bagus. Apabila digabungkan tentu dari sisi market share akan jadi lebih besar," kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (22/10).

Sekretaris Perusahaan Indofarma Arie Genipa Suhendi berharap, kehadiran holding BUMN farmasi menjadi nilai tambah bagi perusahaan dan anggotanya. Ia memastikan akan ada peningkatan pelayanan yang signifikan bagi konsumen, dengan adanya holding ini.

Ia menilai, KAEF dan INAF akan membagi arah bisnis masing-masing. Keduanya juga bakal menyesuaikan keunggulan layanan sesuai tujuan holding.

(Baca: Siapkan Pembentukan Holding BUMN Farmasi, Kimia Farma Ganti Dirut)

INAF akan berfokus pada alat kesehatan dan natural extract. Perusahaan ini juga bakal mengembangkan bisnis obat-obatan sesuai tren penyakit yang berkembang, sepertid diabetes, jantung, kanker, dan stroke.

"Produk INAF akan menyesuaikan penyakit yang berkembang di masyarakat, salah satunya adalah penyakit degeneratif yang timbul akibat gaya hidup atau perilaku yang tidak sehat," kata dia.

Sedangkan Kimia Farma berfokus pada aktivitas di bidang industri kimia dan farmasi seperti perdagagan dan jaringan distribusi. Begitu juga dengan retail farmasi, layanan kesehatan, serta optimalisasi aset.

(Baca: Kepemilikan Saham Pemerintah Berkurang Akibat Rights Issue Kimia Farma)

Induk holding dari kedua perusahaan tersebut adalah PT Bio Farma. Pembentukan holding BUMN farmasi ini sejalan dengan penandatanganan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 76 Tahun 2019 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Perusahaan Perseroan Bio Farma oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 19 Oktober 2019 lalu.

Penambahan penyertaan modal negara yang dimaksud berasal dari pengalihan seluruh saham seri B milik negara, yakni sebesar Rp 4,9 pada perseroan PT Kimia Farma dan Rp 2,9 miliar untuk PT Indo Farma.

(Baca: Pembentukan Holding BUMN Farmasi Segera Diputuskan)

Reporter: Fariha Sulmaihati