PT Indosat Tbk (ISAT) optimistis pembangunan 18 ribu menara telekomunikasi atau Base Transceiver Station (BTS) bisa selesai pada 15 Desember nanti. Artinya, penyelesaian proyek tersebut lebih cepat dari target akhir tahun ini.
Proyek tersebut merupakan bagian dari upaya perusahaan menargetkan 4.200 titik cakupan jaringan generasi keempat (4G) di seluruh Indonesia. Indosat Ooredoo menargetkan jaringan 4G Plus-nya bisa menjangkau 90% wilayah Indonesia pada akhir tahun ini.
“Kami rasa akan mendahului penyelesaian dari yang direncanakan," kata Presiden Direktur sekaligus CEO Indosat Ahmad Al-Neama di Solo, Jawa Tengah, kemarin (11/12).
Director and Chief Operating Officer Indosat Vikram Sinha menambahkan, pembangunan BTS 4G di 4.200 titik merupakan kombinasi antara cakupan atau coverage dan kapasitas. Karena itu, perusahaannya bakal membangun 12 ribu BTS baru.
(Baca: Indosat Luncurkan Ponsel Baru agar Masyarakat Migrasi ke Teknologi 4G)
Di satu sisi, Indosat Ooredoo juga berencana mengganti kabel jaringan dari tembaga menjadi serat optik. "Kami bisa lebih cepat (membangun BTS) dari yang telah direncanakan,” kata Vikram.
Nantinya, kata Chief Technology and Information Officer Indosat Dejan Kastelic, menara telekomunikasi yang dibangun itu akan terhubung dengan jaringan fiber optik. Ia mengatakan, pembangunan kabel fiber optik butuh biaya yang besar.
Supaya lebih efisien, Indosat membuka peluang kerja sama dengan perusahaan lain untuk memanfaatkan BTS tersebut. Dengan begitu, Indosat akan memaksimalkan manfaat BTS itu terhadap operasional.
(Baca: Indosat Bisa Untung Tahun Ini Disokong Penjualan Data dan BTS)
Sebelumnya, Indosat menjual 3.100 menara telekomunikasi kepada dua pemenang tender yaitu PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Dari penjulan tersebut, perusahaan bakal mengantongi dana segar sekitar Rp 6,39 triliun.
PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) merupakan anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom dengan kepemilikan saham 99,99%. Sedangkan Protelindo merupakan anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan kepemilikan saham 99,99%.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang diunggah di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (15/10) lalu, total transaksi penjualan menara Indosat mencapai Rp 6,39 triliun. Dalam penandatanganan Perjanjian Jual-Beli (Sales and Purchase Agreement/SPA), Mitratel memenangkan tender 2.100 menara Indosat, sedangkan 1.000 unit sisanya dimiliki Protelindo.
(Baca: Indosat Lepas 3.100 Menara ke Anak Usaha Telkom dan TOWR)