PT Lotte Chemical Indonesia (Lotte) dan PT Krakatau Steel Tbk akhirnya bisa menyelesaikan masalah sengketa tanah yang membuat rencana pembangunan pabrik petrokimia di Cilegon, Banten, mangkrak hampir empat tahun lamanya.
Lotte akan membangun pabrik tersebut dengan total investasi mencapai US$ 4,2 miliar atau sekitar Rp 58,8 triliun (kurs Rp 14.000/US$) di lahan seluas 100 hektare (ha). Lotte akan menggunakan lahan milik Krakatau Steel seluas 60 ha dengan kerja sama penjualan, penyewaan dan kesepakatan bersama.
Namun pembangunan pabrik tersebut terhambat lantaran adanya mafia tanah walaupun tanah tersebut dimiliki oleh Krakatau Steel. Akhirnya masalah lahan itu diselesaikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama Kejaksaan Agung.
"Selain persoalan tumpang tindih, mafia tanah juga tidak perlu disembunyikan. Persoalan ini sudah mangkrak hampir empat tahun," kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, di Jakarta, Jumat (13/12).
(Baca: Lotte Chemical Tambah Investasi Bangun Pabrik di Cilegon jadi Rp 60 T)
Sementara itu Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menolak menyebutkan berapa valuasi lahan yang dijual dan disewakan ke Lotte tersebut. Namun, kedua belah pihak sepakat Krakatau Steel akan menjadi pemasok baja dan air bersih untuk kebutuhan pembangunan pabrik tersebut.
Menurut Silmy, kesepakatan tersebut dapat membantu perusahaan yang tengah berupaya merestrukturisasi utang-utangnya. "Kami bisa suplai baja, kami sudah bicarakan potensi-potensi yang bisa mengotimalkan peran kami," ujarnya.
Adapun pabrik ini nantinya akan memiliki kapasitas produksi total naphta cracker mencapai 2 juta ton per tahun. Dengan tambahan investasi ini, Lotte akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 3,5 juta ton per tahun.
Bahan baku tersebut selanjutnya akan diolah untuk menghasilkan beberapa produk turunan yakni ethylene, propylene, polypropylene, dan lainnya. Setelah resmi beroperasi, hasil produksi pabrik tersebut rencananya akan digunakan untuk memenuhi permintaan domestik maupun global.
(Baca: Lotte Chemical Titan Siap Realisasikan Investasi Pabrik US$ 3,5 Miliar)