Melirik Wisata Kebun Kopi di Dusun Sirap

Katadata/Yosepha Pusparisa
Wisata perkebunan Doesoen Sirap, Semarang, Jawa Tengah.
Editor: Yuliawati
15/12/2019, 12.00 WIB

Bukan hanya buah kopi yang memiliki nilai ekonomi, perkebunannya pun potensi menjadi objek wisata. Pariwisata di perkebunan kopi memiliki daya tarik seiring meningkatnya tren minum kopi di tanah Air. 

Beberapa perkebunan kopi kini menawarkan pake wisata. Salah satunya Doesoen Kopi Sirap, Desa Kelurahan, Kecamatan Jambu, Semarang, Jawa Tengah. Berada di kawasan Gunung Kelir yang berada di ketinggian 800-1.300 meter di atas permukaan laut, Doesoen Kopi Sirap, menawarkan pemandangan wisata sekaligus pengetahuan keunikan mengolah biji kopi.

Di lahan seluas 35 hektare, para pengunjung akan dimanjakan dengan suasana pegunungan dengan udara yang sejuk. Kebun kopi di Dusun Sirap ini digarap oleh 70 keluarga petani kopi, dari total 80 keluarga atau sekitar 300 jiwa.

(Baca: Dari Gunung Malabar, Kopi Indonesia Mendunia)

Ketua Kelompok Tani Rahayu Empat di Dusun Sirap, Ngadiyanto, menyatakan para petani membuat akses khusus berupa jaur melingkar untuk memudahkan para turis berkeliling kebun kopi. “Pengunjung perlu berkeliling kebun untuk menikmati wisatanya, kami menyediakan akses jalan,” kata Ngadiyanto, beberapa waktu lalu.

Para wisatawan yang berkunjung akan diajak berkeliling kebun kopi, kemudian belajar cara mengolah biji kopi hingga proses penyeduhan. Tiap materi dihargai Rp 75 ribu. Para anak muda dusun dengan usia 18-25 tahun yang akan melatih dan mengajar dalam edukasi wisata ini.

Green bean kopi di Doesoen Sirap. (Katadata/Yosepha Pusparisa)

Program wisata di Doesoen Kopi Sirap ini pun mendapat binaan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bank Central Asia (BCA). “Kami juga melatih masyarakat di sini untuk menjadi pemandu dalam edukasi kopi,” ujar Ira Bachtar, Vice President CSR BCA.

Doesoen Kopi Sirap memiliki daya tarik karena memproduksi dua jenis kopi robusta dan arabika dengan cita rasa yang khas dan unik. Pengamat kopi bergelar coffee master, Reza Ferdian, mengatakan kopi robustanya memiliki rasa yang jarang ditemui pada kopi dari daerah lain.

“Saat meminum robusta latte, saya mendapatkan rasa palm sugar yang berpadu dengan kacang goreng (roasted nut) dan rasa karamel yang jarang ditemukan pada unsur robusta,” kata Reza.

(Baca: Ikhtiar Menghapus Jerat Tengkulak dari Kehidupan Petani Kopi)

Ia menambahkan, terdapat beberapa rasa unik lainnya seperti asam jeruk yang jarang ditemui dalam robusta. Selain itu terdapat rasa kayu pinus yang menenangkan.

Biasanya, robusta hanya terasa pahit. Reza menjelaskan terdapat unsur hara yang ikut tercampur pada tanaman kopinya, sehingga berpengaruh terhadap hasil akhirnya.

Sedangkan untuk cita rasa kopi arabika, terkandung rasa lemon dan karamel. Selain itu aroma floral juga terasa dalam kopi yang cenderung asam ini.

Sebagai pengamat kopi, Reza memprediksi nilai jual kopi di Doesoen Kopi Sirap dapat bertambah. Menurutnya, cita rasa yang unik dapat menambah nilai jual garapan para petani Dusun Sirap.

Kualitas kopi yang baik membutuhkan proses pengolahan yang terjaga. Selain itu, perlu memperhatikan pemasaran kopi. Bila itu dilakukan, dia yakin harga kopi Doesoen Sirap akan terus meningkat.