Perjalanan Peruri Cetak Rupiah, Uang Peru, hingga Produk Digital

KATADATA/Arief Kamaludin
Proses pembuatan desain uang kertas dan koin di Pusat Produksi Perusahaan Uang Negara, Karawang, Jawa Barat, Senin, (06/04/2014).
Penulis: Pingit Aria
9/1/2020, 18.38 WIB

Perusahaan pencetak uang milik negara Perum Peruri memenangkan tender percetakan mata uang Peru, nuevo sol. Kontrak tersebut berlaku selama dua tahun dengan nilai 16,5 juta euro atau sekitar Rp 255,77 miliar (asumsi kurs Rp 15.500 per euro).

Direktur Pengembangan Usaha Peruri Fajar Rizki mengatakan, perusahaannya memenangkan tender untuk mencetak tiga pecahan mata uang nuevo sol, dari empat yang dilelang.

Ketiga pecahan mata uang yang dimenangkan oleh Peruri adalah 10, 20, dan 50 nuevo sol. "Ibu Direktur Utama pekan depan akan tandatangan kontraknya. Tahun ini akan mencetak sekitar 520 juta lembar nuevo sol dalam tiga pecahan," kata Fajar, saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (8/1).

(Baca: Peruri Bidik Pendapatan Bisnis Digital Capai Rp 370 Miliar Tahun Ini)

Selain mencetak rupiah, Peruri terus melakukan ekspansi bisnisnya ke berbagai negara, khususnya Afrika Selatan, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Dalam waktu dekat, Peruri akan mengikuti tender percetakan mata uang oleh bank sentral Filipina.

Sebelumnya, pada 2016-2019, Peruri telah mencetak prangko, pita cukai dan tiga pecahan mata uang Nepal rupee. Sedangkan di Sri Lanka, Peruri memproduksi 1,5 juta buku paspor pada 2015, dan 1 juta buku pada 2019. Di Filipina, Peruri mencetak 32,8 juta potong prangko pada 2015, dan tahun lalu di Pakistan mencetak 5 miliar potong pita cukai.

"Peruri sudah go international. Kinerja selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan," ujarnya.

Peruri merupakan singkatan dari Percetakan Uang Republik Indonesia. Namun, Peruri tak hanya mencetak uang. Di Indonesia, selain uang kertas dan logam rupiah, Peruri juga mencetak pita cukai, materai, prangko, paspor, hingga sertifikat tanah.

(Baca: Rupiah Melemah Terseret Serangan Balasan Iran ke AS)

Hal itu sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2006. Intinya, selain mencetak rupiah, juga ditugasi mencetak produk sekuriti lainnya, termasuk kertas berharga non uang dan logam non uang.

Perum Peruri berdiri tanggal 15 September 1971 sebagai gabungan dari dua Perusahaan yaitu PN Pertjetakan Kebajoran atau PN Perkeba, dat PN Artha Yasa.

Sebagai pencetak dokumen negara, Peruri mengutamakan fitur keamanan dalam setiap produknya. Di antara fitur pengaman itu ada tanda air atau watermark, benang pengaman, teks mikro, cetakan kasar, hingga tinta tak kasat mata yang akan memendar jika terkena sinar ultraviolet.

Selain berbagai produk itu, Peruri juga tengah merintis pengembangan bisnis digital dengan meluncurkan tiga produk, yakni Peruri Code, Peruri Sign, dan Peruri Trust.

(Baca: Minimalkan Pemalsuan Dokumen, Kominfo Sertifikasi Tanda Tangan Digital)

Peruri Code merupakan produk penyedia kode keamanan yang bisa digunakan semua industri untuk mencegah pemalsuan produk. Sedangkan Peruri Sign merupakan produk tanda tangan digital yang dibutuhkan dalam suatu dokumen. Lalu, Peruri Trust merupakan produk sistem lebel keamanan secara real time.

"Tahun lalu (produk digital) menyumbang Rp 10 miliar, targetnya tahun ini Rp 370 miliar," kata Fajar.

Sepanjang 2019, Peruri membukukan pendapatan dari seluruh lini bisnis sebesar Rp 3,9 triliun atau meningkat 23% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,1 triliun.

Dengan capaian tersebut, laba usaha tercatat 595 miliar, naik 30% dari tahun sebelumnya Rp 456 miliar. Sedangkan laba bersih sebesar Rp 360 miliar, meningkat 25% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 288 miliar.

(Baca: BI Klaim Rupiah Salah Satu Mata Uang Terbaik Asia pada 2019)

Reporter: Fariha Sulmaihati