Modal Asabri Minus 571%, Heru Hidayat & Bentjok Janji Ganti Rp 10,9 T

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Direktur Utama Asabri Sonny Widjaja saat memberikan keterangan pers di Gedung Asabri, Jalan Mayjen Sutoyo, Jakarta Timur, Kamis (16/1/2020).
29/1/2020, 14.33 WIB

Perusahaan asuransi angkatan bersenjata Republik Indonesia, Asabri, mengalami penurunan drastis nilai aset imbas jatuhnya harga saham dalam portofolio investasinya. Untuk mengatasi masalah tersebut, Asabri meminta pertanggungjawaban kepada Heru Hidayat dan Benny Tjokrosaputro.

Heru Hidayat merupakan pemegang saham sekaligus Komisaris Utama Trada Minera (TRAM), sedangkan Benny Tjokro merupakan Direktur Utama Hanson International (MYRX). Asabri memang tercatat masih atau pernah memegang saham kedua perusahaan tersebut dalam jumlah besar. Namun, harga sahamnya anjlok.

"Keduanya (Heru dan Benny Tjokro) sudah memberikan pernyataan kesanggupan untuk memenuhi tanggung jawab kepada Asabri," kata Direktur Utama Asabri Sonny Widjaja saat rapat dengar pendapat dengan anggota Komisi XI DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (29/1).

(Baca: Ada Dugaan Korupsi, BPK Bakal Audit Investigasi Asabri)

Ia mengatakan, keduanya akan bertanggung jawab atas penurunan nilai aset saham dengan total Rp 10,9 triliun. Rinciannya, Heru Hidayat akan bertanggung jawab atas penurunan aset sebesar Rp 5,8 triliun dan Benny Tjokro sebesar Rp 5,1 triliun.

Dia mengatakan, Asabri meminta tanggung jawab kepada keduanya pada pertengahan 2019 ketika kinerja saham perusahaan terkait semakin turun. Keduanya pun mau bertanggung jawab dan telah menandatangani nota komitmen.

"Kami panggil untuk minta pertanggungjawaban karena saya bilang, ini uangnya prajurit dan Polri, mereka bersenjata. Kalau tidak (ganti), tijitibeh, mati siji mati kabeh," kata Sonny. Menurut dia, dengan adanya nota komitmen, Asabri tinggal menagih realisasi penggantian dana.

(Baca: Menelusuri Investasi Asabri yang Terpuruk di Saham Gorengan)

Sebagai informasi, harga saham TRAM dan MYRX saat ini nyangkut di batas terendah yakni Rp 50. Berdasarkan data Stockbit, Asabri tercatat memegang 833 juta saham atau setara 5,04% dari total saham TRAM pada 17 Desember 2017. Ketika itu, harga saham tercatat Rp 146. Dengan demikian harga saham anjlok 65,7%.

Sedangkan di MYRX, Asabri tercatat memegang 4,7 miliar saham atau setara 5,4% dari total saham MYRX saat ini. Bila ditelusuri lebih jauh, Asabri tercatat pernah memegang porsi saham yang lebih besar yakni di atas 7% pada Desember 2017 lalu. Ketika itu, harga saham MTRX Rp 114. Ini artinya, harga sahamnya turun 56,14% dalam dua tahun.

Sonny menambahkan, total aset Asabri untuk produk Tabungan Hari Tua (THT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan Jaminan Kematian (JKM) pada 2019 sebesar Rp 10,6 triliun. Angka tersebut tercatat turun dari posisi 2018 yang sebesar Rp 19,4 triliun.

(Baca: Heru Hidayat Siap Lunasi Utang ke Asabri)

Total aset dari produk Akumulasi Iuran Pensiun (AIP) juga tercatat mengalami penurunan. Pada 2018, jumlahnya mencapai 26,9 triliun, sedangkan per akhir tahun lalu hanya Rp 18,9 triliun. "Penurunan aset-aset tersebut terjadi karena penurunan nilai di saham dan reksa dana saham," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Investasi dan Keuangan Asabri Rony Hanityo Apriyanto menyampaikan Asabri memiliki rasio solvabilitas alias risk based capital (RBC) negatif 571%. Rasio tersebut diprediksi masih akan memburuk hingga mencapai minus 643,49% tahun ini.

RBC negatif karena liabilitas lebih besar dari aset yang diakumulasi dengan cadangan Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan (LMPMD). "Sementara, nilai aset menurun drastis karena nilai investasi saham portofolio Asabri yang dihitung mark to market mengalami penurunan drastis," kata Rony.

Menurut dia, untuk mencapai RBC 100% maka diperlukan peningkatan aset senilai Rp 7,05 triliun. Sedangkan untuk mencapai RBC minimal yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu 120%, diperlukan peningkatan aset sebesar Rp 7,26 triliun.